Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 APRIL 2021
P. 107

Migran Care dan Pegiat Hak Buruh Migran, minta pemerintah membatalkan penempatan PMI,
              ditengah  pandemi  Covid-19  ini.  Pasalnya,  pandemi  akan  membuat  pekerja  lebih  rentan  dan
              membahaya kan kesehatan mereka.

              "Pemerintah terlalu gampang mengubah-ubah peraturan. Sementara PMI yang disebut pahlawan
              devisa ini, kelayakan mengikuti dan menyesuaikan persyaratan. Sementara PMI yang habis masa
              kontraknya saat ini, tidak bisa pulang ke tanah air. Lalu bagaimana PMI harus bertahan di manca
              negara dengan surat kontrak habis ?," kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo, Selasa
              (20/4)).

              Wahyu meminta pemerintah dalam hal ini Menaker, agar tidak bikin himbauan PMI tidak pulang.
              Tetapi tidak mikir mitigasi PMI saat diluar negeri. PMI yang kontrak kerjanya habis, terpaksa jadi
              gelandang  di  negeri  orang.  Pergi  kemana-mana  tidak  bisa.  Sehingga  gaji  yang  dikumpulkan
              selama bekerja, akan habis dipakai selama menggelandang.

              Dari data Badan Perlindungan PMI (BP2MI) ada 88.793 calon PMI yang siap berangkat. Mereka
              berpotensi bisa menyumbang devisa hingga Rp3,8 triliun. Remitensi tahun 2019 sebesar Rp160
              triliun dari 3,74 juta PMI.

              Menaker Ida Fauziyah beberapa waktu lalu telah melakukan pertemuan dengan pihak Taiwan.
              Untuk minta penjelasan sekaligus membahas rencana penempatan kembali PMI.
              Pada  Desember  2020,  Taiwan  telah  menghenti  kan  sementara  penempatan  PMI.  Setelah
              ditemukan PMI yng kedapatan positif Covid-19. "Pembukaan kembali penempatan PMI ditengah
              pandemi, sungguh tidak etis. Semestinya, moratorium ini digunakan untuk mengevaluasi tata
              kelola penempatan PMI. Untuk meningkatkan perlindungan PMI," cetus Wahyu Susilo. [ira].














































                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112