Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 APRIL 2021
P. 14

ANGGOTA DPR USULKAN DUA INSENTIF KELOMPOK TERDAMPAK LARANGAN
              MUDIK
              Anggota Komisi V DPR Toriq Hidayat mengusulkan dua insentif yang bisa diberikan pemerintah
              untuk meringankan beban awak angkutan akibat dampak larangan mudik Lebaran 2021, 6-17
              Mei 2021. "Konsekuensi dari penetapan larangan mudik Lebaran tahun ini, pemerintah harus
              meringankan beban para awak kendaraan, mulai dari sopir hingga kondektur karena sebagian
              besar mereka adalah pekerja harian. Beban mereka sudah sangat berat sejak pandemi," ujar
              Toriq Hidayat dalam rilis di Jakarta, Rabu (21/4).

              Menurut dia, bantuan langsung kepada para awak kendaraan adalah insentif pertama yang harus
              diberikan oleh pemerintah.

              Insentif  yang  kedua,  lanjutnya,  diberikan  kepada  pengusaha  angkutan  umum  agar  beban
              usahanya berkurang. "Organda mengusulkan kepada Kemenhub dan Kemenko Perekonomian
              pemberian insentif kepada pengusaha angkutan umum. Mereka tidak bisa menghindari biaya
              operasional yang tetap keluar seperti perawatan, onderdil, dan gaji pekerja," paparnya.

              Ia mengusulkan, pemerintah memperkuat kebijakan ekonomi untuk meringan beban kredit yang
              dimiliki pengusaha operator bus yakni aturan mengenai aturan pemberian keringanan cicilan
              bagi nasabah bank melalui POJK Nomor 48 /POJK.03/2020.
              Sebelumnya, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia
              (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menyatakan bahwa perusahaan sektor transportasi Antar Kota
              Antar  Provinsi  (AKAP)  perlu  dibantu  untuk dapat  memberikan  THR kepada  pegawai  mereka.
              "Pemerintah dapat membantu memberikan bantuan langsung tunai pengemudi angkutan umum
              bus AKAP," kata Djoko Setijowarno.

              Menurut Djoko, untuk pengusaha sektor transportasi darat AKAP perlu ada semacam skema
              bantuan.
              Hal itu, ujar dia, karena pengemudi bus AKAP kerap tidak mendapat gaji bulanan tetapi ada yang
              hanya dapat upah jika mengemudikan bus, sehingga berarti tidak mengemudikan bus maka tidak
              mendapat upah.

              Namun, ia juga mengingatkan skema bantuan seperti itu harus betul-betul tepat sasaran dan
              selayaknya berkoordinasi dengan asosiasi resmi seperti Organda.

              Secara terpisah, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauizyah mengingatkan para pengusaha tentang
              denda dan sanksi yang dikenakan jika tidak melakukan kewajiban membayar tunjangan hari raya
              kepada  karyawannya.  "Saya  tekankan bahwa  THR  keagamaan  wajib  dibayarkan  paling  lama
              tujuh hari sebelum hari raya keagamaan pekerja atau buruh yang bersangkutan," kata Menaker.

              Kewajiban pembayaran THR 2021 itu juga diperjelas dengan diterbitkannya Surat Edaran Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun
              2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan yang keluar pada 12 April 2021 dan ditujukan kepada
              para gubernur di seluruh Indonesia.

              Dalam  edaran  itu,  ia  menyatakan  pembayaran  THR  harus  sesuai  dengan  ketentuan
              perundangan-undangan,  yaitu  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              Pengupahan  dan  Peraturan  Menaker  Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari  Raya
              Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              (*).



                                                           13
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19