Page 331 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 331
mengurangi kemungkinan rumah tangga Pekerja Migran Indonesia jatuh miskin hingga 28
persen," kata Ida dalam Dialog Memerdekakan Pekerja Migran Indonesia Menuju Indonesia
Maju, Minggu (16/8/2020).
Ida menjelaskan, hal itu merupakan hasil survei Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik yang
menyebut bahwa bekerja di luar negeri, memungkinkan mereka mendapatkan upah 4-6 kali lebih
besar dari upah di Indonesia.
Bila dilihat dari profil ketenagakerjaan nasional menunjukkan, dari 131 juta angkatan kerja
nasional, sekitar 77 juta orang atau 55,89 persen berpendidikan SMP ke bawah. Dari komposisi
itu, lapangan usaha yang dapat menerima kualifikasi ini tentunya terbatas.
Sehingga kesempatan bekerja ke luar negeri menjadi alternatif untuk mendapatkan penghasilan.
"Namun, harus kita akui mayoritas Pekerja Migran kita baru dapat mengisi pasar kerja dengan
level keterampilan yang terbatas," ujarnya.
lanjut Ida, Pekerja Migran Indonesia tersebar di beberapa negara seperti di Malaysia sebanyak
55 persen, Saudi Arabia 13 persen, China Taipei 10 persen, Hong Kong 6 persen, Singapura 5
persen, sisanya tersebar di hampir 200 negara.
Sementara itu, dari data penempatan yang tercatat di SiskoTKLN, diperoleh data rata-rata
penempatan selama 5 tahun terakhir sekitar 266 ribu orang.
Dengan proporsi pekerja migran perempuan antara 60-70 persen lebih tinggi dari laki-laki, dan
dalam 3 tahun terakhir didominasi oleh pekerja domestik, yakni sekitar 52 - 55 persen.
Demikian Ida mengatakan, guna meningkatkan perlindungan kepada pekerja migran ,
pemerintah telah mempunyai Atase Ketenagakerjaan di 13 negara penempatan, ydakni di
Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Hongkong, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni
Emirat Arab, Arab Saudi (Jedah dan Riyad), Taiwan dan Suriah.
"Untuk sementara, Atnaker di Suriah ditutup karena alasan krisis keamanan," pungkasnya.
" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020 Sebelumnya,
Pemerintah telah kembali membuka keran pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar
negeri. Rencananya, pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini, ada 22 negara tujuan
pengiriman. Namun demikian, pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap.
"Pembukaan ini memang belum serentak, belum ke semua negara, belum untuk semua jabatan,
belum juga untuk semua skema penempatan," ujar Plt. Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker,
Aris Wahyudi dalam video konferensi, Kamis (30/7/2020).
Berdasarkan hasil evaluasi, Aris menyebutkan 14 negara yang siap menerima Pekerja Migran
Indonesia (PMI) pada tahap pertama. Diantaranya: 1. Aljazaer 2. Australia 3. Hong Kong 4.
Korea 5. Kuwait 6. Maladewa 7. Nigeria 8. Uni Emiraers Arab 9. Rohingya 10. Qatar 11.
Taiwan 12. Turki 13. ambia 14. Zimbabwe.
Sebelumnya, Badan Pelindung Pekerja Migran (BP2MI) mencatat sebanyak 88.973 calon pekerja
migran Indonesia (CPMI) di sisko BP2MI yang siap berangkat.
Pembukaan ini akan dilakukan secara bertahap berdasarkan negara penempatan yang sudah
dapat menerima PMI. Tahapan berdasarkan sektor pekerjaan, yakni dengan mempertimbagkan
tingkat kerentanan terpapar covid-19, tahapan berdasarkan proses penempaan, dan tahapan
berdasarkan jenis pekerjaannya.
330

