Page 370 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 370

Untuk  menciptakan  SDM  berdaya  saing  dan  kompeten,  sudah  saatnya  industri  permusikan
              menerapkan    Standar  Kompetensi  Kerja  Nasional  Indonesia    (SKKNI)  guna  memastikan
              ketersediaan supply sesuai dengan kebutuhan dunia industri musik terkini.

              "SKKNI bidang musik, selain sebagai salah satu tolok ukur penyiapan SDM berdaya saing, juga
              sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu dari permusikan Indonesia," kata Menaker
              Ida usai menyerahkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Bidang Seni
              Musik dan skema sertifikasi di Ruang Serbaguna Kemnaker, Jakarta, hari Jumat (14/8/2020).

              Penyerahan  bundling  SKKNI  bidang  musik  dan  skema  sertifikasi  secara  simbolis  diserahkan
              kepada  Sri  Hartini  (perwakilan  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan);  Johny  Maukar
              (perwakilan  pekerja  musik/PAPPRI);  Otto  Sidharta  (perwakilan  tim  perumus  SKKNI  bidang
              musik); dan Mila Rosa (perwakilan dari Lembaga Sertifikasi Profesi).

              Dalam sambutannya,  Menaker  Ida mengatakan, meski saat ini industri musik menjadi salah
              satu industri yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 di seluruh belahan dunia, namun
              pemerintah cukup optimis pemulihan sektor industri musik ini dapat segera dilakukan melalui
              pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.

              "Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi akan dapat dilakukan dengan baik, apabila kita
              memiliki standar kompetensi kerja, seperti SKKNI yang diserahkan pada hari ini," ujarnya.
              Menaker  Ida  berharap,  SKKNI  di  bidang    seni  musik    yang  telah  diserahkan  dapat
              diimplementasikan,  baik  di  lembaga  diklat,  dalam  pelaksanaan  sertifikasi  kompetensi  bidang
              permusikan, dan pengembangan SDM di bidang permusikan.

              Menaker Ida berpendapat, penciptaan ekosistem dunia permusikan yang kondusif memerlukan
              sinergi dengan sektor kebudayaan, pariwisata, industri kreatif dan pemerintah daerah.

              "Penciptaan ekosistem ini sangat menetukan sustainability industri musik. Ekosistem ini juga
              menjadi bagian dari penciptaan dan perluasan kesempatan kerja," ujarnya.

              Menaker  Ida  mengatakan,  industri  musik  yang kondusif  akan  dapat  membantu  menciptakan
              lahirnya seniman-seniman musik yang kreatif, sehingga dapat melahirkan sumber ekonomi yang
              baru, sekaligus kesempatan kerja.

              Sementara  Dirjen  Binalattas,  Bambang  Satrio  Lelono,  mengatakan,  penyusunan  SKKNI
              melibatkan para pemangku kepentingan di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
              Kementerian  Riset,  Teknologi  dan  Pendidikan  Tinggi,  UPT  Kebudayaan,  Lembaga  Sertifikasi
              Profesi,  Persatuan  Artis  Penyanyi  Pencipta  Lagu  dan  Pemusik  Republik  Indonesia  (PAPPRI),
              Asosiasi permusikan (pelaku  seni musik  ), akademisi, praktisi musik, dan SMA/SMK.

              "Sebagai tindak lanjut dari SKKNI tersebut, maka pada kesempatan ini juga akan diserahkan
              penambahan ruang lingkup skema sertifikasi kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Musik,"
              ujarnya.

              Dalam kesempatan sama, Ketua Umum PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan
              Pemusik  Republik  Indonesia),  AM  Hendropriyono,  mengatakan  dengan  adanya  SKKNI  maka
              kesempatan untuk meningkatkan profesionalisme dan daya saing di dalam profesi musik, okupasi
              seni yang meliputi penyanyi, pemusik, penata bunyi atau sound enginer, music director, dan
              lainnya akan semakin terbuka.

              "Kita semua telah memperoleh pengakuan di tingkat nasional sesudah mengikuti assessment di
              lembaga sertifikasi profesi musik," kata Hendropriyono secara virtual.




                                                           369
   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375