Page 365 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 365

Cuti  Hamil    Soal  cuti  hamil  untuk  buruh  perempuan.  Aturan  itu  tak  dijelaskan  dalam  beleid
              tersebut.
              Padahal dalam UU 13 Tahun 2003 diatur tentang cuti hamil. Misalnya di Pasal 82 yang menyebut
              buruh perempuan berhak mendapatkan istirahat 1,5 bulan sebelum lahir dan 1,5 bulan sesudah
              melahirkan.

              Memang dalam     draft  , Omnibus Law Cipta Kerja tidak ada yang mengatur cuti hamil untuk
              buruh  perempuan.  Namun,  bukan  berarti  Omnibus  Law  akan  menghapuskan  aturan  yang
              tercantum dalam UU sebelumnya. Karena, omnibus Law ialah UU yang dibuat untuk menyasar
              satu isu tertentu dalam UU sebelumnya.

              Selain itu, dilihat dalam Bab VII tentang Ketentuan Penutup omnibus law Cipta Kerja, Pasal 82
              yang tercantum dalam UU Tenaga Kerja tidak termasuk pasal yang dicabut.

              Sanksi Pidana Pengusaha  Sanksi pidana ini menjadi isu kontroversial dalam RUU Cipta Kerja
              karena dianggap dihilangkan. Sanksi itu sebelumnya juga diatur dalam UU 13 Tahun 2003.

              Misalnya pengusaha yang membayar upah di bawah minimum bisa dipenjara selama 1 hingga 4
              tahun.

              Tapi sekali lagi bukan berarti tidak tertuang dalam  draft  Omnibus Law maka aturan itu hilang.
              Lagipula  dalam    draft    tersebut  juga  masih  menjabarkan  sanksi-sanksi  yang  bisa  diterima
              pengusaha.
              Misalnya dalam draft Omnibus Law Pasal 445 pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah
              dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89.

              Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
              Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan. Pasal yang dimaksud mengacu pada UU 13 Tahun 2003.

              Karpet  Merah  Tenaga  Kerja  Asing  (TKA)    Lalu  ada  juga  penolakan  lantaran  membebaskan
              penggunaan  Tenaga  Kerja  Asing  (TKA).  Dengan  begitu  para  buruh  khawatir  ketersediaan
              lapangan kerja semakin berkurang dengan kedatangan para TKA.

              Jika dilihat dari draft Omnibus Law Cipta Kerja, ada beberapa pasal yang mengatur tentang
              penggunaan TKA dalam BAB IV Ketenagakerjaan. Misalnya di Pasal 437 dijelaskan setiap pemberi
              kerja  yang  mempekerjakan  tenaga  kerja  asing  wajib  memiliki  izin  tertulis  dari  Menteri  atau
              pejabat yang ditunjuk.

              Pasal itu juga menyebut pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga
              kerja asing. Selain itu disebutkan TKA dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan
              kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.

              Dalam  Pasal  438  perusahaan  yang  ingin  menggunakan  TKA  juga  diwajibkan  memberikan
              keterangan. Misalnya alasan penggunaan tenaga kerja asing, jabatan dan/atau kedudukan TKA
              dalam struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan, jangka waktu penggunaan TKA, serta
              penunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan.

              Dalam Pasal 49 disebutkan juga TKA dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia
              dan/atau  jabatan-jabatan  tertentu.  Jabatan-jabatan  tertentu  sebagaimana  dimaksud  diatur
              dengan Keputusan menteri.

              (upl/upl)  ruu cipta kerja  omnibus law  omnibus law cipta kerja.




                                                           364
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370