Page 390 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 390

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL MAMPU CIPTAKAN SDM BERDAYA SAING

              Klikbabel. com -  Untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing dan kompeten,
              sudah saatnya industri permusikan menerapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
              (SKKNI) untuk memastikan ketersediaan supply sesuai dengan kebutuhan dunia industri musik
              terkini. Hal ini diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah.

              Ia mengatakan, pesatnya perkembangan industri permusikan, memerlukan dukungan SDM yang
              kompeten dan dalam jumlah yang banyak.

              "SKKNI bidang musik, selain sebagai salah satu tolok ukur penyiapan SDM berdaya saing, juga
              sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu dari permusikan Indonesia," katanya, usai
              menyerahkan SKKNI di bidang seni musik dan skema sertifikasi di Ruang Serbaguna Kemnaker,
              Jakarta, Jumat (14/8/2020).

              Penyerahan  bundling  SKKNI  bidang  musik  dan  skema  sertifikasi  secara  simbolis  diserahkan
              kepada  Sri  Hartini  (perwakilan  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan);  Johny  Maukar
              (perwakilan  pekerja  musik/PAPPRI);  Otto  Sidharta  (perwakilan  tim  perumus  SKKNI  bidang
              musik); dan Mila Rosa (perwakilan dari Lembaga Sertifikasi Profesi).

              Ida menambahkan, meski saat ini industri musik menjadi salah satu yang terdampak pandemi
              Covid-19 di seluruh dunia, namun pemerintah cukup optimistis, pemulihan sektor industri musik
              dapat segera dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.

              "Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi akan dapat dilakukan dengan baik, apabila kita
              memiliki standar kompetensi kerja, seperti SKKNI yang diserahkan pada hari ini," ujarnya.

              Ia berharap, SKKNI di bidang seni musik yang telah diserahkan dapat diimplementasikan, baik
              di  lembaga  diklat,  dalam  pelaksanaan  sertifikasi  kompetensi  bidang  permusikan,  dan
              pengembangan SDM di bidang permusikan.

              Menurutnya, penciptaan ekosistem dunia permusikan yang kondusif memerlukan sinergi dengan
              sektor kebudayaan, pariwisata, industri kreatif dan pemerintah daerah.

              "Penciptaan ekosistem ini sangat menetukan sustainability industri musik. Ekosistem ini juga
              menjadi bagian dari penciptaan dan perluasan kesempatan kerja," ujarnya.

              Industri  musik  yang  kondusif  akan  dapat  membantu  menciptakan  lahirnya  seniman-seniman
              musik kreatif, sehingga dapat melahirkan sumber ekonomi yang baru, sekaligus kesempatan
              kerja.

              Sementara  itu,  Dirjen  Binalattas,  Bambang  Satrio  Lelono,  mengatakan,  penyusunan  SKKNI
              melibatkan para pemangku kepentingan di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
              Kementerian  Riset,  Teknologi  dan  Pendidikan  Tinggi,  UPT  Kebudayaan,  Lembaga  Sertifikasi
              Profesi,  Persatuan  Artis  Penyanyi  Pencipta  Lagu  dan  Pemusik  Republik  Indonesia  (PAPPRI),
              Asosiasi permusikan (pelaku seni musik), akademisi, praktisi musik, dan SMA/SMK.

              "Sebagai tindak lanjut dari SKKNI tersebut, maka pada kesempatan ini juga akan diserahkan
              penambahan ruang lingkup skema sertifikasi kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Musik,"
              ujarnya.

              Dalam  kesempatan  yang  sama,  Ketua  Umum  Persatuan  Artis  Penyanyi  Pencipta  Lagu  dan
              Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI), AM Hendropriyono, mengatakan, dengan SKKNI maka
              kesempatan untuk meningkatkan profesionalisme dan daya saing di dalam profesi musik, okupasi
              seni yang meliputi penyanyi, pemusik, penata bunyi atau sound enginer, music director, dan
              lainnya akan semakin terbuka.

                                                           389
   385   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395