Page 99 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 99
"Kami memang sudah mendengar kabar kalau cukai SKT tidak dinaikkan, dan kami menyambut
baik hal ini karena SKT ini padat tenaga kerja," ujar Ketua umum Dewan Pimpinan Nasional
(DPN) APTI Agus Parmuji.
Selama ini, sektor SKT mengakomodasi ratusan ribu pekerja pelinting atau buruh linting.
Sehingga pekerja di sektor SKT merupakan rekan senasib sepenanggungan di industri hasil
tembakau yang perlu dilindungi.
Untuk itu, dia berharap pemerintah tidak abai tentang perlindungan terhadap tenaga kerja
tersebut.
"Negara dibuatkan lapangan kerja oleh SKT, jangan dilibas dengan kenaikan cukai," katanya.
Agus mengatakan sekalipun menyambut baik cukai SKT tidak naik, APTI berharap cukai di
segmen sigaret kretek mesin (SKM) juga seharusnya tidak dinaikkan terlalu tinggi.
Menurutnya jika SKT itu harus dilindungi karena padat tenaga kerja, SKM juga mesti dilindungi
dari kenaikan cukai karena padat bahan baku.
APTI juga telah menyerukan kepada pemerintah agar cukai tembakau secara umum tidak
dinaikkan tahun depan demi melindungi petani tembakau.
Pasalnya, jika tarif cukai tembakau naik, hal tersebut akan menggulung perekonomian di tingkat
penyerapan bahan baku dan anjloknya harga tembakau.
"Kami mengusulkan agar cukai SKM juga jangan naik terlalu tinggi, karena SKM ini sebagai padat
bahan baku. Jika cukai SKM di atas satu digit, ngeri juga. Kami kepenginnya antara 5-8% untuk
cukai SKM. Kenaikan cukai akan meningkatkan harga jual di pasaran dan menyebabkan bahan
baku ambles sehingga merugikan petani," tegas Agus.
(chi/jpnn).
98