Page 23 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 SEPTEMBER 2021
P. 23
Dalam kesempatan itu, Benny juga menyampaikan bahwa pemerintah sangat peduli terhadap
perlindungan para PMI.
"Selamat datang di Tanah Air, kepulangan ibu-ibu ini menunjukan bahwa negara baik terhadap
PMI," kata Benny.
Ia mengatakan, bahwa 25 PMI ini merupakan pekerja ilegal praktik dari mafia. Pasalnya, kata
Benny, para PMI ini berangkat ke Suriah sejak tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019 sebagai pekerja
rumah tangga.
Padahal, ada 3 syarat Undang-undang yang menetapkan bahwa untuk bisa mengirimkan
pekerja, pertama di negara memiliki perjanjian kerja. Kedua, di negara yang memiliki UU
perlindungan ketenagakerjaan yang sangat kuat memeberikan jaminan dan garansi. Serta ketiga
adalah negara yang tidak sedang konflik.
"Itu artinya apa, keberangkatan mereka jelas dikatakan keberangkatan yang tidak resmi, mereka
menjadi korban sindikat penempatan ilegal," ucap Benny.
Untuk itu, ia menegaskan bahwa pemerintah menabuh genderang perang total kepada sindikat
dan mafia yang selama ini mengambil keuntungan dengan memperjualbelikan anak-anak
bangsa.
"Ini adalah bisnis kotor mereka untuk mendapat keuntungan besar dengan cara yang sangat
cepat," kata Benny.
"Intinya negara tidak boleh kalah. Negara memiliki hukum, hukum sebagai panglima dan tidak
boleh dikepala para sindikat dan mafia seolah-olah dengan uang mereka bisa mengendalikan hal
ini," tegasnya.
Diketahui, 25 PMI berhasil dipulangkan melalui kebijakan repatriasi. Mereka berasal dari Jawa
Barat 19 orang, Jawa Timur 1orang dan Nusa Tenggara Barat (NTB) 5 orang.
22