Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 FEBRUARI 2021
P. 59

BERLANJUT DI 2021, KARTU PRAKERJA DIMINTA JANGKAU KARYAWAN YANG
              KENA POTONG GAJI
              Jakarta  -  Sekretaris  Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel  Siregar
              menyoroti langkah pemerintah yang memutuskan melanjutkan program Kartu  Prakerja,namun
              menyetop Bantuan Subsidi Upah atau BSU.

              Pasalnya, ia mengatakan sampai saat ini konsumsi masyarakat masih lemah. Selain itu, masih
              banyak pekerja yang upahnya dipotong akibat pandemi. Apalagi, berdasarkan Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2021 pemangkasan gaji itu diperkenankan bagi industri yang
              terimbas pagebluk.

              "Tetapi  pemerintah  karena  tidak  punya  uang  akhirnya  menutup  BSU  tapi  melanjutkan  kartu
              prakerja. Saya melihat baiknya Kartu Prakerja yang Rp 10 triliun dalam satu semester untuk 2,7
              juta orang itu juga diberikan kepada pekerja yang mengalami pemotongan upah," ujar Timboel
              kepada  Tempo,Kamis 25 Februari 2021.
              Timboel  mengatakan  para  pekerja  yang  terimbas  pagebluk  itu  perlu  juga  mendapat  Kartu
              Prakerja. Musababnya, sebagian dari mereka ada yang terkena pemotongan gaji, dirumahkan
              tanpa upah, hingga terimbas pemutusan hubungan kerja.

              Pemerintah resmi membuka program  Kartu Prakerja  gelombang 12 pada Selasa, 23 Februari
              2021. Sebanyak 600 ribu peserta akan terjaring dalam gelombang kali ini.

              Timboel  mengatakan  program  tersebut  mesti  bisa  menjangkau  mereka  yang  terkena
              pemotongan upah agar konsumsinya terjaga. Ia menilai selama ini program yang digadang-
              gadang Presiden Joko Widodo sejak kampanye Pilpres 2019 masih tidak tepat sasaran.

              "Orang yang masih punya upah normal ikut Kartu Prakerja tetap mendapat bantuan Rp 600 ribu
              kali empat bulan," ujar dia. Padahal, bantuan itu semestinya diprioritaskan kepada para pekerja
              yang terpotong upahnya atau bahkan tidak digaji karena kondisi perusahaan, maupun mereka
              yang di-PHK tanpa pesangon.

              Menurut  Timboel,  kebijakan  itu  bisa  menjadi  bagian  dari  keadilan.  Dengan  demikian,  kartu
              prakerja diharapkan bisa mendongkrak konsumsi masyarakat, khususnya para pekerja. Walhasil,
              program tersebut bisa lebih tepat sasaran dari sebelumnya.

              Apalagi, dengan adanya Permenaker 2 Tahun 2021, Timboel berasumsi pemerintah mengantongi
              data  dari  pekerja  yang  terkena  pemotongan  gaji.  Sehingga,  data  tersebut  seharusnya  bisa
              dimanfaatkan untuk memilih sasaran penerima Kartu Prakerja.

              "Pemerintah  harus  melakukan  pengawasan  dan  pendataan.  Sehingga  pekerja  yang  dipotong
              upah  ini  bisa  mendapat  bantuan  Rp  600  ribu  kali  empat  bulan  plus  pelatihan.  Orang  yang
              mengalami pemotongan upah kan rentan dan mungkin tidak memiliki skill yang baik. Artinya
              bisa menjadi subjek untuk dilatih juga," kata dia.

              Sebelumnya, pemerintah memutuskan tidak meneruskan Bantuan Subsidi Upah pada tahun ini.
              Staf  Ahli  Bidang  Pengeluaran  Negara  Kementerian  Keuangan  Kunta  Wibawa  Dasa  Nugraha
              mengatakan  pemerintah  pada  2021  akan  berfokus  kepada  masyarakat  40  persen  terbawah.
              Adapun  untuk  masyarakat  kelas  menengah  ke  atas,  bantuan  yang  dilanjutkan  adalah  Kartu
              Prakerja.







                                                           58
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64