Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 122
Meski demikian, lanjut Dwi, 68 perkantoran itu kini sudah ada yang steril dari klaster virus
Corona. Hanya, Dwi tidak menjelaskan secara rinci jumlah perkantoran yang kini sudah bersih
dari Corona.
"(Sebanyak) 68 itu di tanggal 26 Juli, itu dari awal ya, jadi ada tentu yang kantor-kantor yang
sudah selesai karena sudah berhasil memutus rantai penularan, karena yang reaktif kita
langsung, sehingga tidak menularkan atau tidak berkembang penularan ke orang lain," katanya.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya membenarkan terkait data yang menampilkan
68 perkantoran di DKI jadi klaster virus Corona (COVID-19). Dinkes DKI menyebut dari klaster
tersebut, 440 pekerja diisolasi lantaran positif COVID-19.
Sebanyak 68 perkantoran yang menjadi klaster Corona itu merupakan data yang berasal dari
'Analisis Data Cluster Perkantoran Jakarta' sejak PSBB tahap I hingga PSBB transisi, yakni
Minggu (26/7).
Total, ada 440 karyawan yang positif Corona dari 68 perkantoran itu. Menurutnya, saat ini sudah
ada beberapa perkantoran yang tempatnya sudah bersih dari penyebaran virus Corona.
Hal yang sama pernah diungkap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang mengatakan dua
tempat paling rawan penyebaran virus Corona (COVID-19) di Jakarta. Dua tempat paling rawan
tersebut adalah perkantoran dan komunitas warga.
Hal itu disampaikan berdasarkan hasil testing yang dilakukan di Pemprov DKI Jakarta. Anies
juga mengatakan adanya peningkatan mobilitas dan aktivitas warga.
"Dari temuan kita dengan melakukan testing seperti ini, aktivitas di perkantoran dan aktivitas di
komunitas warga, kini menjadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran, " kata Anies.
Menanggapi munculnya klaster perkantoran, Pakar epidemiologi berpendapat klaster di
perkantoran ini terjadi karena diperkirakan masih ada yang melanggar Pembatasan Sosial
Berskala Besar ( PSBB) transisi.
"Ini kan masih PSBB, artinya PSBB fase pertama ini hanya diizinkan 50 persen yang berkantor,
nah saya kira banyak yang melanggar, regulasi kurang diketatkan, kalau ada pelanggaran kan
harusnya diperingatkan oleh Pemda," kata Pakar epidemiologi FKM, Pandu Riono.
Menurut Pandu, pihak perusahaan memiliki peran penting untuk menyosialisasikan protokol
kesehatan kepada para pekerjanya. Pekerja juga sebaiknya diimbau untuk melapor jika positif
COVID-19.
"Kedua protokolnya yang bagaimana memakai masker dan sebagainya, seharusnya kantor itu
pada hari pertama dikirim edukasi, syaratnya apa, kemudian penjelasan lisan itu wajib, dan
sehingga setiap karyawan ngerti apa yang harus dilakukan, misalnya pakai masker dalam
ruangan, terus ventilasi ruangan, apa cukup baik, apakah dipasang filter antivirus," ujarnya.
"Nah kalau belum pasti ada pelanggaran lagi, apakah pelanggaran dari karyawan, karyawan ini
kan dianjurkan harus pakai masker dalam perjalanan, kalau sakit atau pernah kontak lapor,
pokoknya harus jujur, di kantor kalau ada yang positif lapor ke dinas kesehatan sehingga bisa
di- tracing ," lanjut Pandu.
Selain itu, Pandu menilai kejujuran atas terpaparnya Corona dalam diri seseorang penting untuk
disampaikan. Dengan begitu, pihak terkait dapat cepat melakukan penelusuran kontak ke orang
terdekat.
121

