Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 51

2020, dan ketiga, menolak Om-nibus law RUU Cipta Kerja, serta keempat terbitkan SK UMSK
              Kab/Kota Tahun 2020, dan tolak UUTapera.



              RIBUAN BURUH TOLAK UPAH MURAH

              Ribuan buruh dari serikat pe-kerja (SP) dan serikat buruh (SB) Se-Jawa Barat, menggelar aksi
              unjuk rasa di depan Kantor PTUN dan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa
              (28/7). Tuntutan mereka adalah pertama, menolak gugatan pembatalan SKUMKTahun 2020
              yang diajukan oleh Apindo J abar.

              Kedua, minta dicabut huruf D Diktunketujuh SKUMKTahun 2020, dan ketiga, menolak Om-nibus
              law  RUU  Cipta  Kerja,  serta  keempat  terbitkan  SK  UMSK  Kab/Kota  Tahun  2020,  dan  tolak
              UUTapera.

              Ketua  DPD  Konfederasi  KSPS  Jabar,  Roy  Jinto  Feriyanto  mengatakan,  pihaknya  menolak
              gugatan Apindo J abar tentang pembatalan SKUMKTahun 2020. Oleh karena itu PTUN Bandung
              harus  menolak  gugatan  tersebut,  sebab  SKUMKTahun  2020yang  diterbitkan  Gubernur  Jawa
              Barat telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

              Menurutnya, gubernur diwajibkan untuk menetapkan upah minimum pasal 88 ayat (4) dan pasal
              89 UUNo. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Produk hukum pemerintah daerah dalam
              membuat penetapan yaitu melalui Pergub dan SK sehingga keinginan Apindo Jabar kembali ke
              Surat  Edaran  (SE)  tidak  mempunyai  landasan  hukum  dan  bertentangan  dengan  ketentuan
              perundang-undangan.  "Di  samping  itu  gugatan  Apindo  tersebut  mencerminkan  rezim  upah
              murah," kata Roy di sela-sela demo.

              Ia menambahkan, alasan pencabutan huruf D Diktum ketujuh SK UMKTahun 2020, karena PTUN
              Bandung  dalam  hal  tersebut  bertentangan  dengan  ketentuan  pasal  90  UU  13  Tahun  2003
              tentang Ketenagakerjaan dan Kepmen 231 Tahun 2003 tentang Tata Cara Penangguhan Upah
              Minimum, "Huruf D Diktum Ketujuh memberikan ruang kepada pengusaha untuk membayar
              upah buruh di bawah UMKTahun 2020, tanpa harus mengajukan penangguhan sesuai Kepmen
              231. Dan penambahan huruf D Diktum Ketujuh dalam SK UMKbaru teijadi pada Tahun 2020,
              tahun-tahun sebelumnya huruf D Diktum Ketujuh tidak pernah ada dalam SK UMK," jelas Roy.

              "Tadi, (kemarin, red) di PTUN pembacaan putusan. Kita dimenangkan, oleh sebab itu, kami
              meminta gubernur segara menghapus huruf D Diktum ketujuh tersebut," tegasnya.

              Sementara itu, kata Roy, pihaknya menolak RUU Cipta Kerja bukan untuk mensejaterahkan

              BU RUM dari berbagai elemen menggelar aksi unjuk rasa di Pengadilan Tata Usaha Negara
              (PTUN) Bandung, Jin. Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (28/7). Dalam aksinya serikat buruh
              tersebut menuntut lima hal yaitu, tolak gugatan pembatalan SK UMK Tahun 2020 yang diajukan
              oleh Apindo Jawa Barat, cabut huruf D diktum ketujuh SK UMKTahun 2020, tolak omnibus law
              RUU Cipta Kerja, terbitkan SKUMSKKab/Kota Tahun 2020 dan talak UU Ta-pera.

              buruh akan tetapi bakal memiskinkan kaum buruh secara sisti-matis dengan mendegradasi hak-
              hak  buruh  untuk  kepentingan  para  kapiltalis.  Selain  itu,  menyerahkan  persoalan  hubungan
              industrial hak dan kewajiban buruh dan pengusaha kepada mekanisme pasar (liberal).

              Tuntut gubernur Di samping itu, lanjut Roy, pihaknya menunut Gubernur segara terbirkan SK
              Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) Tahun 2020. Sebenarnya, Dewan Pengupahan
              Jabar telah beberapa kali melakukan rapat pleno membahas rekomendasi usulan UMSK Tahun
              2020 Kota Depok, Kab. Cianjur, Kab. Subang, Kab. Bekasi dan Kota Bekasi.


                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56