Page 47 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2020
P. 47

Jumlah  tersebut  naik  tajam  sejak  pandemi  Covid-19  melanda  Indonesia  pada  Maret  lalu.
              Kenaikan  jumlah  pengangguran  tak  terelakkan  karena  banyak  perusahaan  yang  bisnisnya
              terdampak dengan adanya pandemi. Apalagi, aktivitas perkantoran dan kegiatan ekonomi di
              sejumlah sektor sempat terhenti akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

              Menteri  PPN/Kepala  Bappenas,  Suharso  Monoarfa  menyebutkan,  angka  pengangguran
              bertambah 3,7 juta orang akibat pandemi Covid-19. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik
              (BPS),  jumlah  pengangguran  di  Indonesia  pada  Februari  2020se-banyak  6,88  juta  orang.
              Artinya, jumlah pengangguran kini sudah melonjak menjadi 10,58 juta orang.

              "Ada kenaikan (jumlah pengangguran). Ini yang akan kita pulihkan. Bagaimana pada tahun
              2021  secara  bertahap  hal  seperti  ini  kita  bisa  atasi,"  kata  Suharso  seusai  mengikuti  rapat
              terbatas dengan Presiden Joko Widodo mengenai postur RAPBN 2021, Selasa (28/7).
              Untuk  menciptakan  kembali  lapangan  pekerjaan,  pemerintah  sudah  menyiapkan  sejumlah
              stimulus bagi pengusaha. Selain itu, menurut Suharso, pemerintah menggenjot belanja untuk
              menaikkan  daya  beli  masyarakat  Upaya  untuk  menaikkan  belanja  pemerintah  inilah  yang
              akhirnya berimplikasi pada kenaikan defisit APBN.

              Menjawab  tantangan  ini,  Presiden  Jokowi  akhirnya  memutuskan  untuk  memperlebar  defisit
              dalam  RAPBN  tahun  2021  nanti  menjadi  5,2  persen.  Suharso  menjelaskan,  kenaikan  defisit
              membuat ruang fiskal menjadi semakin lega bagi pemerintah untuk melakukan belanja.
              Kepala  Badan  Kebijakan  Fiskal  (BKF)  Kementerian  Keuangan,  Febrio  Kacaribu  mengatakan,
              pemerintah  akan  menambah  program  jaring  pengaman  sosial  untuk  membantu  masyarakat
              menghadapi  tekanan  dampak  Covid-19.  Program  baru  ditargetkan  sudah  bisa
              diimplementasikan sebelum pertengahan Agustus.
              Febrio menjelaskan, program baru ini akan didanai dengan anggaran sebesar Rp 25 triliun. Dana
              ini sudah masuk dalam program penanganan Covid-19 untuk kelompok jaring pengaman sosial
              yang dianggarkan hingga Rp 203,91 triliun. "Harapannya, bisa launch sebelum nota keuangan
              bulan Agustus," ucapnya dalam diskusi online, Selasa (28/7).

              Sampai Rabu (22/7), belanja perlindungan sosial untuk penanganan Covid-19 baru terealisasi
              38,31 persen. Meski realisasi masih di bawah 50 persen, Febrio menilai, program ini menjadi
              yang paling jalan dan efektif dibandingkan kelompok lain.
              Untuk mempercepat realisasi anggaran, Kemenkeu akan mengubah desain beberapa stimulus
              dalam  program  Pemulihan  Ekonomi  Nasional  (PEN)  yang  tidak  beijalan  dengan  baik.  Di
              antaranya,  insentif  Pajak  Penghasilan  (PPh)  Pasal  21  ditanggung  pemerintah  (DTP)  dan
              beberapa program bantuan sosial.
              Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  meminta  pemerintah  menganggarkan
              pembiayaan  untuk  dunia  usaha.  Sebab,  selama  ini  kontribusi  kalangan pengusaha  terhadap
              penerimaan pajak mencapai 87 persen.

              Dunia usaha, lanjutnya, mengusulkan stimulus berupa modal kerja agar bisa kembali beroperasi.
              Anggaran stimulus yang diusulkan sebesar Rp 303,76 triliun untuk enam bulan ke depan. Angka
              tersebut  merupakan  masukan  dari  berbagai  asosiasi  pengusaha  di  bawah  naungan  Kadin
              Indonesia.
              Menurut  dia,  modal  kerja  tersebut  sangat  diperlukan  bagi  mereka  supaya  bisa  melanjutkan
              usahanya. Ia pun mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan jaminan kredit kepada
              perbankan, sehingga bank bersedia menyalurkan pinjaman baru kepada dunia usaha.



                                                           46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52