Page 125 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2020
P. 125

"Kebijakan asimetris ini sudah bagus dan implementasinya harus dijalankan dengan benar. Serta,
              kontrolnya juga harus berjalan dengan baik tentunya," ungkap dia.
              Diketahui sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan kebijakan asimetris
              terkait  upah  minimum  provinsi  (UMP)  2021.  Bagi  perusahaan  yang  tetap  tumbuh  dan
              berkembang  dalam  pandemi  Covid-19,  wajib  menaikan  UMP  sebesar  3,27  persen  menjadi
              Rp4.416.186,548 per bulan.

              Sedangkan  perusahaan  yang  ekonominya  terdampak  Covid-19,  nilai  UMP  2021  sama seperti
              tahun 2020 sebesar Rp4.276.349 per bulan.

              Dukung Anies

              Sekretaris  Fraksi  Gerindra  DPRD  DKI  Jakarta  Purwanto  mendukung  langkah  Anies  tersebut.
              Namun  pria  yang  juga  menjadi  anggota  Komisi  A  DPRD  DKI  Jakarta  itu  mengatakan,  bagi
              perusahaan yang ekonominya berdampak pada pandemi Covid-19 tidak perlu menaikkan UMP
              pada 2021 mendatang.

              Kata dia, kenaikan UMP idealnya dilakukan di perusahaan yang ekonominya tetap tumbuh dan
              berkembang dalam pandemi Covid-19. "Ini mengikuti kurva yang ada di beberapa sektor. Jadi
              mereka (perusahaan terdampak) tidak perlu mengikuti, karena untuk bertahan saja itu sudah
              bersyukur," kata Purwanto di Jakarta, Selasa (3/11/2020).

              Purwanto  meminta  kepada  para  pekerja yang gajinya  tidak  naik pada  2021  untuk bersabar.
              Mereka juga harus berempati kepada perusahaan, karena langkah ini diambil agar perusahaan
              tidak semakin terpuruk. "Bila dipaksakan tetap naik, justru dapat memicu pemutusan hubungan
              kerja (PHK), hingga menambah jumlah pengangguran," ujar Purwanto.

              Menurutnya,  Anies  harus  segera  mengeluarkan  petunjuk  teknis  (juknis)  terkait  pelaksanaan
              asimetris UMP 2021. Melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta, Anies
              dapat memilah mana perusahaan yang terdampak maupun yang tidak terdampak Covid-19.

              "Petunjuk teknis ini harus jelas karena sebagai indikator bahwa perusahaan itu menaikan UMP
              di tahun 2021 atau tidak," imbuhnya.

              Untuk Jakarta Adil

              Adapun kebijakan asimetris Anies terkait upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2021.
              Bagi perusahaan yang tetap tumbuh atau berkembang pesat, nilai UMP akan dinaikan menjadi
              Rp4.416.186,548 per bulan.

              Sementara bagi perusahaan yang ekonominya terdampak Covid-19, nilai UMP 2021 akan sama
              seperti 2020 sebesar Rp4.276.349. Namun mereka harus mengajukan surat permohonan kepada
              Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta.

              "Jakarta ingin adil, jika UMP tidak dinaikan maka usaha-usaha yang tumbuh berkembang selama
              masa pandemi, manfaatnya tidak dirasakan oleh para buruh karena pekerjaannya merasakan
              pertumbuhan," ujar Anies di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (2/11/2020) kemarin

              Tapi di sisi lain, bila UMP dinaikan untuk semua maka usaha yang kemarin sudah jatuh akibat
              pandemi, makin terpuruk. "Jadi kondisi ini kalau dalam diskusi ekonomi itu ada istilah kurva huruf
              k, yang artinya ada tren naik dan ada juga tren yang turun. Membentuk jadi huruf k," jelas Anies.

              Menurut Anies, pihak perusahaan hanya tinggal menunjukkan kondisi finansialnya kepada dinas
              terkait untuk dicek.



                                                           124
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130