Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 NOVEMBER 2020
P. 82

UMP DI NTB TAHUN 2021 TIDAK NAIK

              Upah  Minimum  Provinsi  Nusa  Tenggara  Barat  (  NTB  )  tahun  2021  tidak  dinaikkan.  Dewan
              Pengupahan Provinsi NTB menetapkan besaran UMP tahun 2021 sama seperti UMP tahun 2020
              yaitu sebesar Rp 2,18 juta. Hal ini berdasarkan sidang Dewan Pengupahan Provinsi NTB yang
              dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2020 lalu.

              "Sudah  disepakati  bersama  dan  besarannya  tetap  (Rp  2.183.883),"  kata  Sekretaris  Daerah
              Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, seperti dikutip dalam rilis tertulis, Rabu (4/11/2020).

              Lalu Gita mengatakan, keputusan penetapan UMP tahun 2021 di NTB tidak lepas dari pengaruh
              bencana non alam yang tengah melanda saat ini. Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak
              pada kalangan pekerja saja, tetapi juga pengusaha dan masyarakat umum.

              "Yang  terdampak  itu  kolektif,  bukan  pekerja  saja  tetapi  pengusaha  juga  terdampak.  Oleh
              karenanya  pengusaha  juga  membutuhkan  perlindungan,  maka  pemerintah  memberikan  apa
              yang disebut sebagai relaksasi-relaksasi kebijakan perpajakan dan lain sebagainya," sebut Gita.

              Lalu Gita, mengatakan saat ini pemerintah NTB terus berupaya untuk memberikan perhatian
              yang berimbang bagi semua kalangan. Salah satunya dengan Jaring Pengaman Sosial (JPS),
              yang ditujukan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.

              Termasuk  di  dalamnya  di  dalamnya  para  pekerja  yang  tidak  dapat  bekerja  atau  bahkan
              diberhentikan. Lalu Gita mengajak seluruh kalangan kompak dalam menghadapi situasi pandemi
              saat ini. Menurutnya, semakin cepat pandemi berakhir, maka akan semakin cepat pula geliat
              perekonomian bangkit dan maju kembali.

              "Yang terpenting, bagaimana kami sama-sama segera menuntaskan Covid-19 ini, bangkitkan
              ekonomi  rakyat,  nurut  tatanan  baru  supaya  dunia  usaha  bangkit  lagi.  Kalau  itu  terjadi
              kesejahteraan pekerja Insya Allah akan terjamin," tutup dia.

              Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, Hj T Wismaningsih
              Drajadiah menuturkan, jika penetapan UMP sendiri memiliki siklus lima tahunan.

              Siklus pertama terhitung sejak tahun 2016 dan berakhir tahun 2020. Sementara untuk siklus
              kedua dimulai tahun 2021 dan akan berakhir pada tahun 2025. Setiap siklus, besaran nilai UMP
              ditentukan oleh hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL). Begitu juga dengan penetapan UMP
              tahun 2021 yang seharusnya berdasarkan hasil survei tahun 2020.
              "Mengingat bencana non alam maka hasil survei KHL yang dilakukan oleh BPS belum mendukung
              sehingga  belum  bisa  dijadikan  landasan  penetapan  upah  minimum  tahun  2021,"  kata
              Wismaningsih.

              Penetapan UMP telah sesuai dengan dasar-dasar hukum yang berlaku.

              Di  antaranya,  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  Pasal  89,
              Peraturan  Pemerintah  Nomor  78  Tahun  2015  tentang  Pengupahan  dan  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang Upah Minimum.

              Wismaningsih  menyebutkan,  dari  30  provinsi  yang  sudah  menetapkan  UMP,  5  provinsi
              menaikkan UMP untuk tahun 2021. Sementara itu, 25 provinsi lainnya menetapkan UMP tahun
              2021 sama dengan nilai UMP tahun 2020.

              "Jadi, paling tepat kalau menggunakan besaran upah minimum tahun lalu untuk besaran upah
              minimum tahun ini, sehingga tidak memberatkan pengusaha dan merugikan pekerja," terang
              dia.


                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87