Page 10 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 10
DKI KLAIM JUMLAH WIRAUSAHA MENINGKAT
Pekerjaan rumah besar itu adalah pengangguran. Jumlah warga Jakarta berusia produktif yang
tidak bekerja melonjak akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
sebanyak 10,95 persen dari total 9,77 juta penganggur di Indonesia, atau setara dengan 1,07
juta orang, berada di DKI.
Angka ini berada di atas rata-rata tingkat pengangguran terbuka nasional sebesar 7,07 persen.
Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan sebanyak 572,7 ribu orang di antaranya
berasal dari masyarakat usia kerja yang sempat bekerja di sektor formal dan informal sebelum
pagebluk. "Naik 233,3 ribu orang secara year-on-year," kata dia, pekan lalu. Artinya, kenaikan
mencapai 68,7 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi DKI, jumlah pekerja di sektor
formal pada kuartal ketiga 2020 hanya 2,87 juta orang. Padahal, pada Agustus 2019, total
pekerja formal menembus 3,33 juta orang. Sedangkan pekerja informal justru meningkat dari
1,52 juta orang pada 2019 menjadi 1,78 juta orang. "Banyak pekerja yang berpindah ke sektor
informal, seperti berjualan dan lain-' nya," ujar Buyung.
Dilihat dari sektor usaha, enam lapangan kerja formal yang mengalami penurunan jumlah pekeija
adalah industri pengelolaan, administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa
keuangan dan asuransi, serta penggalian. Mayoritas yang berkurang adalah karyawan tetap.
"Jumlah buruh berkurang 6,16 persen, tapi wirausaha meningkat 2,76 persen," kata Buyung.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyatakan penyebab peningkatan
pengangguran di wilayah kerjanya adalah pagebluk Covid-19. Pemerintah provinsi tak menampik
kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama Maret-Juni lalu memberikan pukulan
telak bagi sejumlah sektor usaha. DKI pun mencatat ribuan perusahaan melakukan pemutusan
hubungan keija (PHK) selama masa pandemi.
"Kontraksi ekonomi terjadi karena ada masalah krisis kesehatan," kata Anies. "Selama krisis
kesehatan belum selesai dikendalikan, masalah ekonomi akan terus terkena dampak. Salah satu
efeknya adalah serapan tenaga kerja yang berkurang, termasuk ketersediaan lapangan kerjanya
juga terganggu."
DKI saat ini tengah berupaya mempercepat penanganan pandemi coro-na dengan sejumlah
kebijakan, termasuk peningkatan tracing pelacakan) dan testing (pemeriksaan). "Jika kondisi
kesehatan sudah terkendali, lapangan usaha pasti tersecia," ujar Anies.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI, Andri Yansyah, mengklaim telah
berupaya mengurangi jumlah penganggur lewat pembukaan pelatihan yang bertajuk
Jakpreneur. Pelatihan yang digelar di enam wilayah di Jakarta tersebut menjaring orang-orang
untuk meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan perusahaan tertentu.
Contohnya adalah pelatihan mesin dan teknik las di Condet, Jakarta Timur. "Dari 176 lulusan,
sudah 135 perusahaan yang antre untuk menyerap," ujar Andri. "Harapannya, semua lulusan
juga dapat membuka usaha secara mandiri."
caption-
Pekerja melintas di kawasan perkantoran Jalan Jenderal Sudirman, 26 Oktober lalu.
"Banyak pekeuja yang berpindah ke sektor informal, seperti beijualan dan damnya"
[Meningkat
9