Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 6

PERUSAHAAN MAU PHK KARYAWAN, WASPADA NIH DAMPAKNYA

              Di tengah kondisi ekonomi Indonesia resesi, badai PHK mulai menghampiri. Ribuan buruh dari
              berbagai  sektor  terpaksa  kehilangan  pekerjaannya,  mulai  dari  buruh  pabrik  sepatu  hingga
              karyawan karaoke.

              Saat ini banyak perusahaan yang mengalami penurunan kinerja dan pendapatan, dan memilih
              PHK karyawan untuk bisa bertahan. Namun, peneliti Institute for Development of Economics and
              Finance  (INDEF)  Bhima  Yudhistira  justru  menyarankan  agar  perusahaan  tak  buru-buru
              melakukan PHK karyawan untuk bertahan.

              PHK  menurutnya  harus  jadi  keputusan  terakhir.  Bhima  mengatakan  tanpa  melakukan  PHK,
              perusahaan bisa mempertahankan karyawannya yang memiliki kinerja baik.

              Bila ekonomi dan bisnis sudah pulih, pengusaha pun tak perlu repot untuk mencari karyawan
              baru. Belum lagi melakukan rekrutmen karyawan baru juga butuh biaya yang tidak sedikit. "Jadi
              PHK  itu  keputusan  yang  paling  akhir.  Kenapa?  Karena  waktu  ekonomi  beranjak  pulih  maka
              perusahaan  yang  pertahankan  karyawan  tidak perlu  kesulitan  untuk  memulai  lagi  ke  tingkat
              produksi normal," kata Bhima kepada detikcom, Minggu (8/11/2020).

              "Sementara itu, kalau PHK besar besaran yang susah adalah perusahaan sendiri karena harus
              keluar biaya rekrutmen bahkan pelatihan pegawai baru," ujarnya.

              Belum lagi untuk melakukan PHK juga memiliki konsekuensi biaya bagi perusahaan. Bagi tiap
              karyawan  yang  di-PHK,  perusahaan  diwajibkan  membayar  pesangon.  Alih-alih  mengurangi
              beban, justru harus membayar. "PHK pun memiliki konsekuensi pembayaran pesangon dan biaya
              lainnya. Sebaiknya hati-hati jika terpaksa harus PHK," kata Bhima.

              Sementara itu, buruh memberikan beberapa opsi agar pengusaha tak buru-buru melakukan PHK.
              Apa  saja?  Menurut  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  masih
              banyak opsi upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari PHK.

              Dia  mengatakan  pengusaha  bisa  saja  mengurangi  biaya  operasional  dengan  cara  tidak
              memperpanjang kontrak kerja para pekerja kontrak. Ataupun mengurangi biaya produksi dengan
              mengubah shift kerja menjadi lebih sedikit.

              "Misalnya  mengurangi  karyawan  kontrak  dikurangi  tak  diperpanjang,  kan  beban  karyawan
              kontrak bisa dikurangi. Untuk tekan biaya juga bisa mengurangi jumlah shift, biasanya shift ada
              3 jadi 2 shift, ini bisa kurangi listrik dan segala macam," kata Iqbal.

              Bila masih merasa keberatan juga, perusahaan bisa juga memilih untuk merumahkan pekerja
              secara bergilir. Hal ini dilakukan agar semua pekerja tetap bisa bekerja dan mendapatkan upah.
              "Lalu opsi selanjutnya itu merumahkan karyawan, tapi bergilir, tidak semuanya," kata Iqbal.
              Adapun PHK sudah terjadi pada 1.800 buruh pabrik sepatu di Cikupa, Tangerang. Penurunan
              permintaan sepatu imbas pandemi Corona jadi biang keroknya. Sementara itu, artis dangdut Inul
              Daratista yang juga memiliki rumah karaoke, juga melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya.
              Dia menutup 20 lebih gerai karaoke di Jakarta, alasannya PSBB membuat usahanya tak berjalan
              dan tak memiliki pendapatan.

              Di sisi lain ada juga dua pabrik di Kediri yang harus tutup, yaitu pabrik pengecoran dan pabrik
              sol sepatu. Dari dua pabrik itu ada 35 orang terkena PHK.





                                                            5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11