Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 Februari 2021
P. 112

KAPOLRI DIMINTA TINDAK TEGAS PERUSAHAAN BERANGKATKAN PMI ILEGAL

              Jakarta - Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit
              Prabowo menindak tegas perusahaan-perusahaan yang mengirimkan Pekerja Migran Indonesia
              (PMI) secara ilegal ke luar negeri.

              Dia  menjelaskan,  ada  banyak  laporan  yang  disampaikan  masyarakat  bahwa  pengiriman  PMI
              ilegal  terus  meningkat  padahal  saat  ini  masih  diberlakukan  moratorium  pengiriman  PMI  ke
              beberapa negara khususnya Timur Tengah.

              "Mereka tidak peduli moratorium dan juga pembatasan mobilitas orang akibat COVID-19. Kalau
              pemberangkatan ilegal ini dibiarkan, bisa sangat berbahaya, pada titik tertentu, ini bisa menjadi
              tindak pidana perdagangan orang (TPPO)," kata Saleh di Jakarta, Rabu.

              Menurut dia, kalau mau dicermati, masyarakat dipersilakan memperhatikan tiap Sabtu-Minggu
              selalu ada pemberangkatan PMI ke Dubai atau Abu Dhabi dan beberapa negara lain.

              Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterimanya, para PMI yang diberangkatkan hanya
              memiliki visa wisata (ziarah) dan tiket untuk pergi saja.

              "Hampir dapat dipastikan, mereka berangkat untuk bekerja tetapi pakai modus wisata, itu perlu
              ditindak  tegas.  UU  No  18  tahun  2017  tentang  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia
              mengamanatkan  bahwa  setiap  PMI  wajib  mendapatkan  pelindungan  baik  sebelum,  semasa,
              maupun pasca bekerja di luar negeri," ujarnya.
              Saleh mengatakan, kalau ada orang yang pergi bekerja di luar negeri tanpa prosedur, tanpa
              dokumen,  dan  tidak  jelas  siapa  yang  bertanggung  jawab,  patut  diduga  itu  adalah  tindakan
              pelanggaran.

              Dia juga meminta Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) membuka sistem penempatan satu
              kanal (SPSK) untuk negara Emirat dan beberapa negara lainnya di Timur Tengah.

              "Kemenaker  perlu  menyeleksi  secara  ketat  perusahaan-perusahaan  kredibel  untuk  diberikan
              tanggung jawab. Perusahaan yang diberi amanah itu harus benar-benar memiliki pengalaman
              dan  tidak  pernah  melanggar  ketentuan  dan  aturan  yang  ditetapkan  pemerintah  selama  ini,"
              katanya.

              Anggota Komisi IX DPR RI itu menilai walaupun jalur penempatan PMI ditutup namun faktanya
              tetap  saja  ada  pengiriman  bahkan  lebih  berbahaya  karena  pengirimannya  dilakukan  secara
              unprosedural .

              Menurut dia kenapa pemerintah tidak sekalian dibuka saja pengiriman PMI secara formal, lalu
              lakukan seleksi secara terbuka.

              "Berikan pelatihan kerja kepada calon PMI dengan baik. Berangkatkan secara formal, dengan
              begitu hak-hak mereka dapat dipenuhi dengan benar," ujarnya.
              Menurut dia, apakah bisa diberangkatkan di masa COVID-19, itu tergantung negara tujuannya,
              jika ada "job order" dan mereka membutuhkan, maka silakan saja.

              Hal itu menurut dia karena saat ini di Indonesia banyak tenaga kerja yang terkena PHK dan
              kesulitan lapangan pekerjaan sehingga banyak pengangguran.

              "Kalau  ada  yang  mau  bekerja  di  luar  negeri,  itu  bisa  jadi  salah  satu  solusi  alternatif  jangka
              pendek. Namun sekali lagi, harus aman dan sesuai aturan," katanya.



                                                           111
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117