Page 194 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 194

Hal ini diungkap oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing
              Koperasi UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Tim Pelaksana
              Kartu Prakerja Mohammad Rudy Salahuddin.

              "Prinsipnya, PMO (Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja) harus melakukan penelaahan data dari
              sisi legal atau data dengan mempertimbangkan prinsip perlindungan data pribadi. Ini agar PMO
              akuntabel dalam pertukaran data dan mitigasi risiko kebocoran data yang sangat marak saat
              ini," ungkap Rudy dalam diskusi virtual yang diadakan PMO, Selasa (10/11).

              Rudy memaparkan saat ini kementerian/lembaga yang bekerja sama dengan PMO dalam rangka
              sinkronisasi data penerima bansos dan data penerima serta pendaftar Kartu Prakerja. Yakni,
              Kementerian  Dalam  Negeri  terkait  kependudukan  sipil  dan  Kementerian  Pendidikan  dan
              Kebudayaan dalam rangka verifikasi data pelajar dan mahasiswa.

              Lalu,  juga  dengan  Kementerian  Agama  untuk  data  kepesantrenan,  Kementerian
              Ketenagakerjaan  dan  BPJS  Ketenagakerjaan  terkiat  pekerja,  dan  Kementerian  Sosial  terkait
              sinkronisasi  bansos  lain.  Misalnya  Program  Keluarga  Harapan  (PKH),  Kartu  Sembako,  dan
              lainnya.

              Kemudian, Kementerian BUMN terkait sinkronisasi daftar hitam alias blacklist kepesertaan Kartu
              Prakerja yang tidak boleh diterima oleh direksi dan komisaris perusahaan pelat merah.
              Tak ketinggalan, data Kartu Prakerja juga disinkronkan dengan data di PT Taspen (Persero) dan
              PT  Asabri  (Persero)  karena  Anggota  TNI,  Polri,  dan  Aparatur  Sipil  Negara  (ASN)  tak  boleh
              menerima Kartu Prakerja.

              "Data yang didapat atau masuk dari kementerian/lembaga lain ke PMO terdiri dari NIK individu
              yang masuk blacklist, maka di dalamnya underlying dokumen perlu serah terima data dan PMO
              perlu memperjelas klausul penggunaan data serta kewajiban dalam proses atau penggunaan
              data," jelasnya.
              Lebih  lanjut,  Rudy  berharap  berbagai  mitigasi  di  dalam  sinkronisasi  data  bansos  ini  bisa
              mencegah risiko kebocoran hingga penyalahgunaan data kepesertaan Kartu Prakerja. Sebab,
              data yang masuk di program ini sangat banyak.

              "Data ini bukan hanya yang menerima (Kartu Prakerja) saja 5,6 juta orang, tapi yang mendaftar,
              itu ada 42 juta orang lebih, itu ada di sistem Kartu Prakerja. Dengan maraknya kejahatan cyber
              dengan motif beragam, maka urgensi dari perlindungan data menjadi mutlak," tandasnya.

              Sebagai  informasi,  pemerintah  menyelenggarakan  Kartu  Prakerja  pada  tahun  ini  sebagai
              program semi bansos.

              Penerima  mendapat  pelatihan  seperti  konsep  awal  program,  namun  juga  menerima  insentif
              Rp3,55 juta untuk menambah daya konsumsi di tengah tekanan pandemi covid-19.















                                                           193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199