Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 135

DISNAKERTRANS SULTENG IMBAU PERUSAHAAN YANG SULIT BERI THR LAKUKAN
              DIALOG
              Palu  -  Dinas  Ketenagakerjaan  dan  Transmigrasi  (Disnakertrans)  Provinsi  Sulawesi  Tengah
              (Sulteng)  mengimbau  perusahaan-perusahaan  di  provinsi  itu  yang  kesulitan  memberikan
              Tunjangan Hari Raya (THR) agar melakukan dialog atau musyawarah dengan para pekerjanya.

              Kepala Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans
              Sulteng  Joko  Pranowo  kepadadi  Kota  Palu,  Rabu,  mengatakan  tujuan  musyawarah  tersebut
              untuk mencari solusi dan kesepakatan bersama antara perusahaan dengan para pekerja terkait
              kesulitan memberikan THR.

              "Jika perusahaan terdampak COVID-19 yang mengakibatkan omzet rendah dan tidak sanggup
              memberikan THR, musyawarahkan dengan pekerja untuk mencari solusi terbaik dan tidak ada
              pihak manapun yang dirugikan," katanya.

              Ia menerangkan bisa saja perusahaan itu tetap memberikan THR meskipun terdampak COVID-
              19,  namun  nominalnya  lebih  kecil  dari  yang  diatur  oleh  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemnaker).

              "Atau bisa juga pihak perusahaan tidak memberikan THR sama sekali kepada pekerjanya. Bisa
              juga THR-nya tidak berupa uang, tapi berupa barang. Itu semua tergantung hasil musyawarah
              antara pihak perusahaan dan pekerjanya. Intinya dimusyawarahkan dulu," ujarnya Jika tidak ada
              jalan keluar antara kedua belah pihak, sehingga tidak mendapat THR atau THR yang diberikan
              tidak sesuai ketentuan,lanjutnya, pekerja dapat melaporkan ke Disnakertrans.

              "Nantinya  kita  melakukan  audit  keuangan  terhadap  perusahaan  tersebut  untuk  mengetahui
              apakah benar terdampak COVID-19 dan omsetnya turun, sehingga kesulitan membayar THR
              atau justru tidak," paparnya.

              Sesuai ketentuan, paling lambat H-7 perusahaan yang tidak terdampak COVID-19 dan kesulitan
              keuangan sudah harus memberikan THR. Jika perusahaan tersebut kesulitan memberikan THR
              karena terdampak COVID-19, dapat memberikan paling lambat H-1 Lebaran.

              Joko menerangkan THR diberikan kepada pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja
              minimal  mulai  satu  bulan  secara  terus  menerus  atau  lebih  dan  pekerja  atau  buruh  yang
              mempunyai  hubungan  kerja  dengan  pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak
              tertentu  atau  perjanjian  kerja  waktu  tertentu.  Besaran  THR  keagamaan  diberikan  dengan
              ketentuan, pertama, bagi pekerja atau buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.

              Kedua,  bagi  pekerja  atau  buruh  yang  telah  mempunyai  masa  kerja  satu  bulan  secara  terus
              menerus, tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan
              masa kerja dibagi 12 bulan dan dikali satu bulan upah.
              Ketiga, bagi pekerja atau buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah satu
              bulan dihitung sebagai berikut, satu, pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12
              bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima dalam dua
              belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
              "Pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan
              dihitung berdasarkan rata rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja," tuturnya.

              Joko menyebut ketentuan itu telah diatur dalam Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021  Tentang  Pelaksana  Pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  Bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.

                                                           134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140