Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 01 JULI 2019
P. 107
Dia mengemukakan ketika anak korban TPPO modus pengantin pesanan itu kembali
ke daerahnya, maka belum tentu mereka serta merta bisa menyesuaikan diri lagi
dengan lingkungannya setelah kejadian itu.
Anak-anak memiliki tingkat resiliensi yang berbeda satu sama lain, ada anak dengan
tingkat resiliensi lemah sehingga dia akan mengalami depresi dengan kejadian
tersebut, namun ada juga anak yang memiliki tingkat resiliensi yang bagus sehingga
mereka akan kuat menahan goncangan akibat peristiwa itu.
"Sebaiknya yang harus dilakukan proses salah satu proses untuk memulihkan
trauma mereka adalah dengan melakukan rehabilitasi secara paripurna,"
tambahnya.
Menurut Henny, rehabilitasi fisik dilakukan untuk menyembuhkan luka-luka secara
fisik yang dialami anak-anak tersebut.
Kemudian, rehabilitasi secara psikis diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan
diri anak-anak tersebut untuk bisa dan siap kembali ke tengah masyarakat.
Rehabilitasi secara sosial dilakukan pemulihan ini tidak hanya diberikan kepada
anak-anak yang menjadi korban tapi juga orang tua di sekitar lingkungan anak.
Lingkungan harus bisa menerima korban TPPO apa adanya dan tidak menstigma
mereka, sehingga mereka merasa nyaman dan tidak terbebani ketika kembali ke
masyarakat.
"Jangan ada stigma di tengah masyarakat sehingga rehabilitasi sosial adalah
bagaimana menguatkan anak-anak itu kembali ke lingkungan sosial tapi tentu saja
hal ini dikuatkan oleh orang di lingkungan mereka," jelasnya.
Rehabilitasi spiritual juga penting karena kehidupan agama yang baik bisa
membekali anak untuk mempunyai paradigma agar tidak terbujuk rayu, iming-iming
atau hawa nafsu sehingga lebih hati-hati ke depannya.
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) untuk Kabupaten Mempawah
Kalimantan Barat, Mahadir mengatakan dua dari 13 korban tindak pidana
perdagangan orang dengan modus pengantin pesanan yang berasal dari Kalimantan
Barat, adalah anak di bawah umur. Masing-masing berumur 15 tahun dan 16 tahun.
Pewarta: Martha Herlinawati S Editor: Hendra Agusta COPYRIGHT (c)2019 .
Page 106 of 119.