Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 142
Judul Tegas Tolak Omnibus Law, 9 Hal Ini Jadi Alasan Buruh
Nama Media wartaekonomi.co.id
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://www.wartaekonomi.co.id/read300936/tegas-tolak-omnibus-
law-9-hal-ini-jadi-alasan-buruh
Jurnalis Redaksi
Tanggal 2020-08-25 18:46:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
positive - Said Iqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Dalam omnibus law, upah
akan makin murah. Karena selain menghilangkan UMK dan UMSK, juga diberlakukan upah
minimum industri pada karya. Selain itu, kenaikan upah hanya didasarkan pada pertumbuhan
ekonomi. Padahal, dalam PP No 78/2005, kenaikan upah minimum didasarkan pada inflansi plus
pertumbuhan ekonomi
negative - Said Iqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Kalaupun ada program
Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dari pemerintah, tapi berlaku untuk pekerja dengan masa
kerja 1 tahun ke atas. Jadi, pengusaha buat saja kontrak kerja per 11 bulan saja diputus terus
dikontrak lagi dan seterusnya, maka tidak perlu bayar JKP
positive - Said Iqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Dalam omnibus law, uang
penggantian hak dihapus dan bukan lagi kewajiban. Nilai dari uang penghargaan masa kerja
dikurangi
negative - Said Iqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Tapi dalam omnibus law,
TKA bekerja dulu baru dilaporkan menyusul tenaga lokal pendamping tanpa harus ada surat izin
menteri, jadi mudah sekali buruh kasar TKA bekerja di Indonesia
Ringkasan
Puluhan ribu buruh kembali berunjuk rasa menolak omnibus law Rancangan Undang-Undang
Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) di depan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan
gedung DPR RI, Selasa (25/8/2020). Aksi tersebut juga serentak digelar di beberapa daerah
lainnya, yaitu Bandung, Serang, Semarang, Surabaya, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Bengkulu, Riau, Batam, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, Gorontalo, Makassar, Manado,
Kendari, Mataram, Maluku, Ambon, Papua, dan sebagainya.
141