Page 175 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 175

Menanggapi  itu,  Direktur  PT  Fast  Food  Indonesia  Tbk  Justinus  Dalimin  Juwono  menyatakan
              pihaknya  sudah  pernah  dilaporkan  oleh  SPBI  pada  pertengahan  2020  lalu  ke  Dinas
              Ketenagakerjaan (Disnaker) Jawa Timur sehubungan dengan kebijakan pemangkasan upah.

              Ia menyebut kebijakan sudah melalui tahapan industrial berupa dialog bipartit dengan Serikat
              Pekerja PT Fast Indonesia (SPFFI) yang mewakili 9.000 pekerja dari total sekitar 14 ribu pekerja
              perseroan.

              Ia menilai SPFFI berhak mewakili seluruh pekerja perusahaan berdasarkan ketentuan Peraturan
              Menteri  Tenaka  Kerda  dan  Tranmigrasi  RI  Nomor  PER.16/MEN/XI/2011  Tentang  Tata  Cara
              Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian
              Kerja Bersama (gelar perkara).

              Justinus menyebut pemangkasan upah di bawah UMK yang ditempuh perusahaan pada April
              2020 berlandaskan Perpres Nomor 12/2020 Tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran
              Covid-19  Sebagai  Bencana  Nasional  dan  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan
              No.M/3/HK.04/III/2020 Tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha Dalam
              Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19.

              "Serta PB No.035/P/LCA-KFC/IV/2020 tanggal 17 April 2020 tentang Pemotongan Upah selama
              Covid-19  dapat  ditoleransi  walaupun  secara  norma  UU  Nomor  13/2003  melanggar  hukum,"
              jelasnya lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/4).

              Lebih jauh, dia mengatakan bahwa perusahaan dan SPFFI pada 29 Maret 2021 telah mencapai
              kesepakatan terkait pembayaran hak karyawan, namun ia menduga SPBI tidak mengetahui soal
              kesepakatan itu hingga melakukan aksi demonstrasi.

              Perwakilan perusahaan, lanjutnya, sudah memberikan arahan kepada SPBI untuk berkoordinasi
              dengan SPFFI atas hasil kesepakatan yang mulai berlaku pada 2021 itu.

              Mewakili perusahaan,  ia  juga  menekankan  pihaknya tidak  memiliki  persoalan  dengan serikat
              pekerja, ia mengklaim menjalankan hubungan industrial yang baik dengan membuka dan hadir
              dalam forum dialog bipartit dan forum mediasi dengan SPFFI atau SPBI.

              Justinus belum dapat merinci berapa nilai beban gaji dan tunjangan yang belum dibayarkan
              sampai dengan akhir Desember 2020, namun ia memastikan bakal menyajikannya dalam laporan
              keuangan 31 Desember 2020 pada akhir April 2021.

              "Nilai ini akan terus menurun sejalan dengan pembayaran, namun THR 2020 sudah terbayarkan
              pada 2020 juga," imbuhnya.

              Adapun  soal  THR,  ia  mengatakan  akan  dibayarkan  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan
              ketenagakerjaan  dan  SE  Menteri  Ketenagakerjaan  tentang  THR  2021,  yaitu  maksimal  H-7
              Lebaran.

              "Perseroan telah bersepakat dengan SPFFI dan berencana untuk melunasi kewajiban perseroan
              atas  karyawan  tersebut  seiring  dengan  harapan  perseroan  akan  naiknya  tren  pendapatan
              perseroan  dan  setelah  mencapai  suatu  target  pendapatan  tertentu  yang  disepakati  dengan
              SPFFI," bebernya.

              Di kesempatan itu, Justinus juga mengatakan peristiwa tidak berdampak pada aspek operasional,
              hukum, dan keuangan perusahaan.





                                                           174
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180