Page 226 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 226

Ringkasan

              Sebagai upaya perluasan kepesertaan dan kepatuhan badan usaha (BU), BPJS Kesehatan akan
              mengoptimalkan integrasi data dan aplikasi Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP)
              dengan aplikasi Perluasan Kepesertaan Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) milik BPJS
              Kesehatan.  Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti saat
              pertemuan  dengan  Menteri  Ketenagakerjaan  RI  Ida  Fauziyah  dan  jajaran  Direksi  BPJS
              Kesehatan, Kamis (15/4/2021).



              BPJS KESEHATAN DAN KEMENAKER SINERGI DATA UNTUK PERLUASAN DAN
              KEPATUHAN PESERTA JKN

              Sebagai upaya perluasan kepesertaan dan kepatuhan badan usaha (BU), BPJS Kesehatan akan
              mengoptimalkan integrasi data dan aplikasi Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (WLKP)
              dengan aplikasi Perluasan Kepesertaan Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) milik BPJS
              Kesehatan.

              Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti saat pertemuan
              dengan Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah dan jajaran Direksi BPJS Kesehatan, Kamis
              (15/4/2021).

              "Optimalisasi aplikasi WLKP saat ini diharapkan dapat memastikan seluruh badan usaha dan
              pekerjanya terdaftar dalam Program JKN-KIS. Dengan kata lain pekerja akan terjamin akses
              layanan kesehatannya. Saat ini, masih sering kami temui ketidakpatuhan pemberi kerja dalam
              menyediakan jaminan kesehatan bagi para pekerjanya," kata Ghufron.

              Ghufron berharap dengan segera diimplementasikan sinergi aplikasi WLKP ini diharapkan dapat
              menyisir  data-data  potensial  ketenagakerjaan,  khususnya  dalam  hal  kepatuhan  terhadap
              Program JKN-KIS.

              Ghufron berharap dukungan yang solid dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dapat
              mewujudkan Program JKN-KIS yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia termasuk
              pekerja.

              Sementara  itu  Direktur  Pengawasan,  Pemeriksaan  dan  Hubungan  Antar  Lembaga  BPJS
              Kesehatan,  Mundiharno  mengungkapkan,  sepanjang  tahun  2020,  terdapat  1.094  laporan
              ketidakpatuhan pemberi kerja atau Badan Usaha kepada Pengawas Ketenagakerjaan di tingkat
              daerah yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bersama.

              "Ketidakpatuhan Badan Usaha tersebut antara lain, ketidakpatuhan pendaftaran, ketidakpatuhan
              penerimaan  piutang  tahun  berjalan  dan  ketidakpatuhan  penerimaan  piutang  carry  over  .
              Ketidakpatuhan  ini,  selain  berdampak  terhadap  kesejahteraan  para  pekerja  juga  berdampak
              terhadap  keberlangsungan  Program  JKN-KIS,"  ujar  Mundiharno  Mundiharno  manambahkan,
              berbagai upaya penegakan kepatuhan terhadap Badan Usaha sudah dilakukan BPJS Kesehatan
              bersama dengan pemangku kepentingan terkait.

              BPJS Kesehatan telah melaksanakan kegiatan penegakan kepatuhan bersama dengan Direktorat
              Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial (PNKJ) Kementerian Ketenagakerjaan.

              Mundiharno mengungkapkan, sampai dengan 31 Maret 2021 jumlah Badan Usaha yang telah
              terdaftar  dalam  Program  JKN-KIS  sebanyak  333.56  dengan  jumlah  pekerja  16.969.202  dan
              anggota  keluarga  sebanyak  21.082.026  sehingga  total  peserta  segmen  PPU  Badan  Usaha
              sebanyak 38.051.228 jiwa.


                                                           225
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231