Page 108 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 108
Namun, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn
menjelaskan bahwa jika melihat secara quarter on quarter (qoq), transaksi remitansi BCA
tumbuh 9,9% qoq.
“Pencapaian ini tidak lepas dari upaya meningkatkan layanan remitansi bagi nasabah.
Melengkapi channel remitansi yang ada yaitu melalui cabang dan internet banking bisnis (KlikBCA
Bisnis). Pada Maret 2021, kami meluncurkan layanan remitansi via internet banking individu
(KlikBCA Individu) untuk kemudahan para nasabah individu,” urainya kepada KONTAN (13/8).
Rencana ke depannya, bank berkode emiten BBCA ini akan terus membangun kerjasama erat
dengan bank koresponden, dan tidak menutup kemungkinan akan berkolaborasi dengan fintech
untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi untuk nasabah. “Kami juga terus menggali
peluang kerja sama dengan perusahaan penyedia layanan remittance nonbank, contohnya dalam
layanan kiriman uang dari luar negeri,” tambah Hera.
Hera menjelaskan, dengan didukung jaringan bank koresponden yang luas, BCA menawarkan
layanan multicurrency yang memungkinkan nasabah mengirimkan uang dengan pilihan lebih dari
100 mata uang asing.
Berbeda dari yang lain, pandemi Covid-19 rupanya tidak mengendorkan bisnis remitansi di PT
Bank Rakyat Indonesia. Bank bersandi bursa BBRI ini mencatatkan sampai dengan Juli 2021,
nilai remitansi dari PMI di luar negeri mengalami kenaikan sebesar 5,4% secara year on year
(yoy).
“Sedangkan jumlah frekuensi transaksi mengalami kenaikan 6,2% yoy. Berdasarkan data
tersebut, untuk nilai remitansi dan frekuensi transaksi masih on the track terhadap target yang
telah ditetapkan,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN,
Kamis (12/8).
Aestika menjelaskan, pertumbuhan nilai dan frekuensi tersebut ditopang oleh BRI yang terus
melakukan ekspansi kerjasama dengan counterpart pengiriman uang di negara dengan potensi
PMI yang tinggi seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Korea Selatan, Jepang, KSA, UAE, Taiwan
dan Hong Kong.
Dengan capaian tersebut, BRI menargetkan bisnis remitansi pada tahun 2021 akan tumbuh
masing-masing 5% yoy, baik untuk volume maupun frekuensi transaksi remitansi. “Untuk
meningkatkan pendapatan dari bisnis remitansi, BRI berkolaborasi dengan counterpart remitansi,
fintech, dan key player dalam bisnis ini seperti Western Union dan Moneygram,” ujar Aestika.
Dirinya bilang, strategi tersebut dilakukan untuk menciptakan peluang baru yang saling
menguntungkan. “Aplikasi counterpart dan aplikasi fintech tersebut telah terintegrasi host to
host dengan BRI dan dapat digunakan oleh pekerja migran untuk mengirimkan uang secara real
time online. Walaupun negaranya terkena dampak lockdown akibat Covid-19, transaksi remitansi
masih bisa dilakukan,” tutupnya.
107