Page 189 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 189

"Salah  satu  upaya  pemerintah  untuk  meningkatkan  pelindungan  PMI  adalah  mengubah
              paradigma  yaitu  bahwa  PMI  bukan  lagi  sebagai  obyek,  tetapi  mereka  merupakan  subyek
              penempatan," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, saat menjadi Keynote Speaker pada
              acara Congress Of Indonesia Diaspora (CID) dengan tema Pekerja Migran Indonesia (PMI) di
              Masa COVID-19: Tantangan, Kontribusi, dan Harapan, di Jakarta, Sabtu.

              Dalam  keterangan  tertulisnya,  Menaker  Ida  menuturkan,  sebagaimana  diamanatkan  dalam
              Undang-Undang No 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI),
              pemerintah mengharapkan bahwa pada masa yang akan datang, tidak akan ada lagi PMI bekerja
              di sektor informal yang mengandalkan low skill.

              "Pada sektor ini sering menjadi sumber permasalahan seperti gaji tidak dibayar, PHK, dan kasus
              hukum lainnya," kata dia.

              Terkait hal tersebut, Menaker Ida memiliki empat pandangan strategis di antaranya terkait isu
              kesehatan;  pengawasan  dalam  menjamin  kesehatan  fisik  dan  mental;  jaminan  sosial;  serta
              penyediaan pusat pelindungan PMI di negara penempatan.

              Pertama, mengenai kesehatan Pekerja Migran Indonesia. Menurut UU PPMI, setiap CPMI harus
              sehat secara jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat berdasarkan
              hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi.
              Kedua, mengenai Pengawasan Pemerintah dalam hal kesehatan fisik dan mental, menurut Pasal
              21 UU PPMI, disebutkan bentuk-bentuk pelindungan selama bekerja.

              Ketiga, mengenai Jaminan Sosial, di mana Jaminan sosial bagi PMI telah diatur dalam Peraturan
              Menteri Ketenagakerjaan No. 18 Tahun 2018 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia.

              "Dalam Permenaker No. 18 Tahun 2018, disebutkan bahwa jaminan sosial ketenagakerjaan yang
              dilaksanakan  oleh  BPJS  Ketenagakerjaan  menyelenggarakan  3  (tiga)  program  yaitu  Jaminan
              Kecelakaan Kerja; Jaminan Kematian; dan Jaminan Hari Tua," jelas Menaker Ida.

              Keempat mengenai Penyediaan Pusat Pelindungan PMI di negara penempatan. Terkait dengan
              pusat pelindungan PMI di negara penempatan, Menaker Ida mengatakan bahwa pada prinsipnya
              telah dilaksanakan oleh Perwakilan Indonesia di negara penempatan.

              "Jadi,  perwakilan  Indonesia  di  negara  penempatan,  khususnya  yang  memiliki  Atase
              Ketenagakerjaan,  telah  membuka  layanan  pelindungan  PMI,  yang  dimulai  dari  layanan
              pengaduan,  layanan  pendampingan/advokasi,  layanan  penyelesaian  permasalahan,  serta
              layanan  lainnya  yang  bertujuan  untuk  menunjang  optimalisasi  perlindungan  PMI  di  negara
              penempatan," tambah dia.

              Ida memberikan apresiasinya kepada Komunitas Diaspora Indonesia yang selama ini memiliki
              peran  strategis  untuk  turut  serta  dalam  merangkul  PMI  sebagai  elemen  dalam  diaspora
              Indonesia,  mengingat  potensi  yang  mereka  miliki  cukup  besar  dalam  berkontribusi  dalam
              pembangunan dalam negeri.














                                                           188
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194