Page 193 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2021
P. 193

LANGKAH DISKRESI NAIKKAN UMK DAN UMP KEPRI, MUSTAFA: KEPALA DAERAH
              BERANI?
              Kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Kota Batam tahun 2022 sebesar 0,85 persen atau sekitar
              Rp 35 ribu memicu gelombang protes kalangan buruh. Sejumlah aliansi buruh menggelar unjuk
              rasa berhari-hari menuntut UMK naik sebesar 3,27 persen.

              Harga kebutuhan pokok yang terus melambung, berimbas dengan meningkatnya pengeluaran.
              Alhasil, buruh menuntut kenaikan UMK.

              "Semuanya sistem pasar, kalau daya beli masyarakat rendah, lalu pemerintah menjanjikan untuk
              menurunkan  harga  sembako,  seperti  mengharap  bintang  turun,"  ujar  Mustofa,  Rabu
              (8/12/2021).

              Ia  menyebutkan  bahwa  Dewan  Pengupahan  menyatakan  UMK  boleh  saja  tidak  mengalami
              kenaikan, namun sebagai gantinya harga sembako ditekan lebih rendah. Bagi Mustofa, menekan
              harga kebutuhan pokok adalah utopis. Mengingat, pemerintah tak memiliki formulasi terkait hal
              ini.

              "Maka jalan satu-satunya adalah menaikkan upah," kata dia.

              Menurutnya  penetapan  UMK  saat  ini  kacau  balau,  karena  kewenangan  Pemerintah  Daerah
              diambil  oleh  Pemerintah  Pusat.  Hal  yang  bisa  dilakukan  oleh  kepala  daerah,  lanjutnya,
              seharusnya bisa menggunakan hak diskresi untuk menaikkan UMK.
              "Artinya ada diskresi yang diambil, jangan cuma copy paste dari PP 36 tahun 2021 dan arahan
              Menteri Tenaga Kerja," jelasnya.

              Mustofa  berpendapat,  diskresi  ini  sering  diartikan  sebagai  'pembangkangan'  daerah  kepada
              pusat. Ia mengatakan, salah satu risiko yang dihadapi kepala daerah adalah terkait dengan dana
              transfer dari pusat untuk daerah.

              "Sekarang dana transfer untuk Batam sekitar Rp 800 miliar, yang awalnya Rp 1,2 triliun, berani
              tidak kepala daerah mengambil diskresi," katanya. (ret)

































                                                           192
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198