Page 129 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 129

PEMERINTAH SEGERA RAMPUNGKAN RPP PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS
              RISIKO
              Pemerintah  tengah  merampungkan  Rancangan  Peraturan  Pemerintah  (PP)  tentang  Perizinan
              Berusaha Berbasis Risiko dan Tatacara Pengawasan sebagai salah satu aturan turunan Undang-
              Undang Cipta Kerja.

              RPP  ini  akan  menetapkan  Norma,  Standar,  Prosedur  dan  Kriteria  (NSPK)  dalam
              mengimplementasikan  konsep  perizinan  berbasis  risiko  atau  Risk  Base  Approach
              (RBA)."Perizinan berusaha yang berbasis risiko akan memberikan kemudahan dan kepastian,
              sesuai  arahan  Bapak  Presiden  agar  segera  dilakukan  pemangkasan  Perizinan  Berusaha,
              penyederhanaan Prosedur Perizinan dan penerapan Standar Usaha. Dengan demikian, perizinan
              akan lebih mudah dan cepat, dan pengawasan akan lebih optimal," ujar Menteri Koordinator
              Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11).

              Melalui  RPP  ini,  pemerintah  menetapkan  perizinan  menggunakan  pendekatan  berbasis  risiko
              untuk  menetapkan  jenis  perizinan  berusaha  pada  seluruh  sektor  usaha.Setiap
              Kementerian/Lembaga dan Pemda menggunakan pola yang sama, yaitu pendekatan berbasis
              risiko dalam kebijakan perizinan berusaha untuk bidang usaha.

              Setiap Kementerian/Lembaga melakukan analisis tingkat risiko dan menetapkan tingkat risiko
              usaha yaitu tingkat risiko Rendah, Menengah atau Tinggi. Dengan begitu, untuk membuka usaha
              di Indonesia akan menjadi lebih mudah dan cepat, serta menciptakan kepastian usaha.

              Lebih lanjut Airlangga mengatakan RPP tentang NSPK ini merupakan peraturan pelaksanaan dari
              UU Cipta Kerja yang mengatur tentang jenis perizinan berusaha untuk kegiatan usaha di semua
              sektor atau kompilasi pengaturan dari 18 Kementerian/Lembaga yang menjadi pembina sektor
              dan regulator setiap bidang usaha.

              Pengelompokan  bidang  usaha  mengacu  kepada  Klasifikasi  Baku  Lapangan  Usaha  Indonesia
              (KBLI) tahun 2020. Pengaturan dalam RPP ini juga mencakup tentang Kewenangan penerbitan
              perizinan dan pelaksanaan pengawasan.

              "RPP  ini  akan  mengatur  tentang  norma  perizinan  berusaha  berbasis  risiko  dan  tatacara
              pengawasan yang harus dijadikan referensi oleh semua Kementerian/Lembaga dan Pemda yang
              sudah  disiapkan  oleh  Kemenko  Perekonomian.  Juga  mengatur  tentang  norma  pelayanan
              perizinan berusaha melalui sistem OSS yang disiapkan oleh BKPM, serta NSPK untuk masing-
              masing sektor yang ditetapkan oleh setiap Kementerian/Lembaga terkait," kata Airlangga.

              Adapun,  sejauh  ini  18  Kementerian/Lembaga  yang  terkait  dengan  perizinan  berusaha  telah
              menyelesaikan seluruh proses analisis tingkat risiko di internal, untuk seluruh kegiatan usaha
              yang  merupakan  binaan  masing-masing.Selanjutnya,  menyelesaikan  proses  NSPK  dan
              Lampirannya, yang mengatur seluruh proses bisnis perizinan berusaha, sehingga diharapkan
              semua perizinan telah diatur secara lengkap di RPP ini sehingga dipandang tidak perlu ada lagi
              pengaturan norma yang mengikat publik di tingkat Peraturan Menteri atau aturan di bawahnya.
              Hal ini menjadikan RPP tersebut bagian dari penyederhanaan dan mengurangi hyper regulation.

              18  Kementerian/Lembaga  yang  telah  menyelesaikan  proses  dan  NSPK  yakni  Kementerian
              Perdagangan,  Kementerian  Perindustrian,  Pertanian,  Kementerian  Kesehatan,  Kementerian
              Perhubungan,  Kementerian  ESDM,  Kementerian  PUPR,  Kementerian  LHK,  KKP,  Kominfo,
              Kementerian  Pertahanan,  Kementerian  Agama,  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Kemdikbud,
              Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BPOM, Bapeten dan POLRI.

              Editor: Yudho Winarto.



                                                           128
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134