Page 206 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 206
malang itu dengan ponsel dan kemudian melempar ponsel korban. Akibatnya, wajah Sulis
bersimbah darah. Setelah kejadian itu, kekejaman Nuur semakin menjadi-jadi.
Dia menyita handphone Sulis dan terus menampar, menjambak rambut, menendang kepala dan
memukul kepala korban dengan sapu dan payung.Majikan berusia 31 tahun itu juga menyebut
Sulis sebagai seorang pelacur dan menuduhnya telah menggoda suaminya.
Hakim Ronald Gwee mengatakan hukuman ini layak dijatuhkan kepada Nuur sebagai peringatan
bahwa kekejaman terhadap ART tidak akan ditolerir di Singapura. Apalagi Sulis harus
mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri. Nuur mengaku bersalah atas 6 pasal
kriminal. Dia juga telah membayar lebih dari 7.000 dollar Singapura (Rp 74 juta) sebagai bentuk
kompensasi terhadap Sulis.
Turuni Balkon Apartemen Lantai 15 Bagaikan seorang spiderman, Sulis Setyowati memanjat
turun dari balkon apartemen lantai 15 di Singapura untuk meloloskan diri dari kekejaman si
majikan. The Straits Times mewartakan, Senin (28/9/2020), TKI berusia 24 tahun itu nekat
mengambil risiko tinggi setelah disiksa selama 4 bulan oleh Nuur Audadi Yusoff dari kurun waktu
Januari hingga April 2018.
Kekejaman fisik Majikan kejam berusia 31 tahun itu menurut persidangan kerap menyiksa secara
fisik Sulis di apartemennya yang berada di distrik Yishun. Peristiwa pertama yang menyulut
kemarahan Nuur adalah ketika asisten rumah tangganya itu lupa mengoleskan minyak di perut
anaknya yang mengakibatkan si anak menangis.
Karena sangat marah, Nuur kemudian meludahi dan menampar dua kali wajah Sulis, yang
sempat membuatnya mengajukan pengunduran diri. Nuur menolak dan berjanji tidak akan
menganiayanya lagi.
TKI dari Jawa Timur itu memilih bertahan karena dia memerlukan gaji sebesar 580 dollar
Singapura (Rp 6,3 juta) per bulan untuk menghidupi anaknya di Indonesia. Namun Nuur
mengingkari janjinya. Hanya berselang 10 hari, dia mendapati pembantunya itu mengunggah
foto anak Nuur di Facebook.
Tidak terima, pelaku mendamprat wajah dan tangan korban dengan ponsel dan kemudian
melempar handphone korban. Akibatnya, wajah TKI Sulis bersimbah darah. Setelah kejadian itu,
Nuur bertindak semakin brutal dengan menyita handphone Sulis dan menyiksanya setiap hari
tanpa henti.
Pada 29 April lalu, Sulis berhasil menemukan handphonenya dan segera menghubungi agennya
untuk meminta ditransfer ke majikan lain. Pelaku mengetahui dan mengambil sisir menyodok
dengan paksa dahi Sulis menyebabkan memar. Kekejaman wanita yang sehari-hari bekerja di
perusahaan telekomunikasi Singtel ini semakin menjadi-jadi.
Dia terus menampar, menjambak rambut, menendang kepala dan memukul kepala korban
dengan sapu dan payung. Dia juga menyebut Sulis sebagai seorang pelacur menuduhnya telah
menggoda suaminya. Pada dini hari pukul 02.00, Sulis dengan nekat dan berani menuruni balkon
apartemennya dari lantai 15, lantai demi lantai, hingga mencapai lantai dasar.
Dia bergegas melaporkan majikannya itu ke polisi sebelum menuju ke rumah sakit untuk berobat.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura melalui Minister Counsellor Fungsi
Protokol dan Konsuler, Irvan Buchari, menyampaikan kepada Kompas.com, Selasa pagi
(29/09/2020) saat ini Sulis sudah sehat dan masih berada di "Negeri Singa".
Nuur mengaku bersalah dan akan divonis 18 November mendatang dengan ancaman hukuman
penjara maksimum 3 tahun dan denda maksimum 7.500 dollar Singapura (Rp 8,1 juta). " dan "
Lari dari Majikan Kejam, TKI Sulis Nekat Turuni Balkon 15 Lantai ".
205