Page 208 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 208

DAFTAR UMK 2021 JAWA BARAT, BANJAR TERENDAH RP1,83 JUTA, KARAWANG
              TERTINGGI RP4,79 JUTA
              Gubernur  Jawa  Barat  telah  menandatangani  Keputusan  Gubernur  Jawa  Barat  Nomor:
              561/Kep.774 Yanbangsos/2020 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi Jawa
              Barat Tahun 2021 pada, Sabtu, 21 November 2020 malam. SK berlaku mulai 1 Januari 2021.

              Secara  resmi,  Sekretaris  Daerah  Jabar  Setiawan  Wangsaatmaja  telah  mengumumkan  dalam
              jumpa pers di Gedung Sate tadi malam yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Humas
              Jabar. Pada kesempatan tersebut Setiawan mengatakan, dari 27 Kota kabupaten di Jabar 17
              kota kabupaten menaikan UMK, sisanya 10 kota kabupaten tidak menaikkan UMK 2021 atau
              mengacu pada besaran UMK 2020.

              Adapun nilai UMK tertinggi yaitu Karawang sebesar Rp 4.798.312 sedangkan terendah yaitu Kota
              Banjar Rp1.831.884,83. UMK Kota Banjar tidak alami kenaikan. Hal itu sama dengan sembilan
              kota kabupaten lainnya yaitu Kota Bogor, Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya,
              Kabupaten  Tasikmalaya,  Kabupaten  Garut,  Kabupaten  Kuningan,  Kabupaten  Ciamis,  dan
              Kabupaten Pangandaran.

              "Pada  malam  ini,  keputusan  gubernur  tentang  Upah  minimum  kabupaten  kota  sudah
              ditandatangani  Pak  Gubernur  melalui  Kepgub  561  kep  774 yanbangsos  tahun  2020.  Adapun
              pertimbangan  tersebut  yang  pertama  menghargai  apa  yang  menjadi  usulan  khususnya  dari
              rekomendasi 27 kabupaten kota perihal besaran upah minimum tahun 2021," ujar Setiawan.

              Pihaknya mempertimbangakan saran dan pertimbangan dari dewan pengupahan provinsi Jabar
              melalui surat nomor 561 perihal saran dan pertimbangan penetapan upah minimum kabupaten
              kota melalui surat tanggal 20 November 2021. Selain itu, pihaknya melihat dan mempelajari
              alasan kabupaten kota yang menyampaikan rekomendasi pada provinsi.

              "Kita melihat ada 10 kabupaten kota yang memang dalam rekomendasinya sesuai dengan SE
              kemenaker  tanggal  26 oktober  2020.  Lalu  sisanya  17  kab kota yang memang  ada  kenaikan
              itupun kenaikan didasarkan pada inflasi dan juga LPE baik secara nasional, provinsi kabupaten
              kota. Kami menghargai surat rekomendasi dari kabupaten kota, " ujar dia.

              Dengan  demikian,  kata  dia,  pemprov  memandang  hal  ini  merupakan  putusan  yang  telah
              disepakati. Khususnya bagi 10 kabupaten kota yang sesuai dengan SE Kemnaker, tidak menaikan
              di 2021 ini, masih mengacu di tahun 2020 diberikan kesempatan untuk 2021 di semester I segera
              mengevaluasi berdasarkan inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) di triwulan I dan Triwulan
              II. Untuk itu sangat memungkinkan yang tidak menaikan seiring dengan pemulihan ekonomi,
              pastinya akan ada perbaikan.

              "Kita mengerti bahwa efek dari Covid luar biasa. Dari data evaluasi. Ada 2001 perusahaan yang
              terdampak dan terdampak pada pekerja 112 ribuan orang. yang merumahkan 987 perusahaan
              berdampak pada 80 ribuan pekerja. Ada yang mem-phk juga," kata dia.

              Setiawan menambahkan, pertimbangan ini sudah dipertimbangkan matang. Kepgub yang baru
              ditandatangani pada hari Sabtu tersebut diharapkan bisa diterima oleh semua pihak.











                                                           207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213