Page 701 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2020
P. 701

BANK  Indonesia  (BI)  mensurvei  jika  Indeks  Keyakinan  Konsumen  (IKK)  memang  mulai
              meningkat.  IKK  Makassar  tumbuh  12,7  poin,  dari  posisi  September  sebesar  75,5  poin
              dibandingkan Agustus hanya 62,8 poin. Oktober ini diproyeksi akan naik lagi Walaupun masih
              tipis.

              Masih cukup berat untuk mencapai posisi normal seperti sebelum Covid-19. Pada awal bulan
              2020 ini IKK Makassar selalu berada di atas 100 poin. Masing-masing pada Januari 111,3 poin,
              Februari 118,3 poin, dan Maret 112,5 poin.

              "Optimisme  konsumen  memang  mulai  naik,  tetapi  masih  di  bawah  tahun  lalu.  Namun
              ketidakpastiannya masih sangat tinggi," kata Direktur Kepala Grup Advisory dan Pengembangan
              Ekonomi BI Sulsel, Endang Kumia Saputra, kemarin.

              Keyakinan  konsumen  memang  diproyeksi  sulit  pulih  tahun  ini.  Berharap  tahun  depan  pun
              sepertinya sama saja.

              Pendapatan  masyarakat  begitu-begitu  saja.  Upah  diputuskan  tidak  ada  kenaikan.  Tidak  ada
              pendapatan lebih buat masyarakat untuk berbelanja.

              Itu  baru  Makassar.  Bagaimana  dengan  nasional  yang  lebih  dalam  koreksinya.  Imbas  PSBB
              Jakarta yang membuat IKK Nasional terus terjun bebas dari 86,9 poin ke 83,4 poin.

              Ekonom Unhas, Anas Iswanto Anwar menilai, potensi perbaikan ekonomi tahun depan tidak akan
              semudah yang dipikirkan. Itu dikarenakan pemerintah sendiri plin-plan dalam memutuskan suatu
              kebijakan.

              Mau  mendorong  daya  beli,  tetapi  kemampuan  belanja  masyarakat  tidak  dinaikkan.  "Kalau
              memang  tujuannya  adalah  mau  mendorong  daya  beli,  maka  harusnya  UMP  naik  secara
              proporsional. Bukan malah tetap," nilai Anas.
              Apalagi menurut Ketua Prodi Doktor Ilmu Ekonomi FEB Unhas ini, dalam penentuan UMP itu
              harus berlandaskan tripartit. Tidak bisa diintervensi pemerintah pusat begitu saja.

              "Sebaiknya berdasarkan formula peraturan UU saja, karena sudah ada aturannya. Apapun yang
              terjadi tetap harus jalan dengan menggunakan formula dan rumus-rumus yang ada," jelasnya.

              Ketua KSPSI Sulsel, Basri Abbas menyayangkan keputusan Kemnaker menetapkan UMP tahun
              depan tidak naik. Padahal diharapkannya pemerintah punya hati nurani dengan menaikkan UMP
              sebesar 5 persen saja.

              Apalagi menurutnya sudah banyak perusahaan yang sudah berjalan normal. "Pemerintah tahun
              ini  hanya  mendengar  aspirasi  para  pengusaha.  Padahal  buruh  dan  pekerja  saat  ini  terkena
              kondisi ekonomi yang sulit," ujarnya.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah berkilah, bahwa dalam mendorong daya beli
              masyarakat,  pemerintah  masih  terus  memberikan  stimulus.  Berupa  subsidi  gaji/upah,  kartu
              prakerja, dan pebagai bantuan lainnya. (*)














                                                           700
   696   697   698   699   700   701   702   703   704   705   706