Page 56 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 AGUSTUS 2020
P. 56

Sebelum  masuk  pembahasan  Badan  Legislasi  (Baleg)  DPR  membentuk  tim  perumus  (timus)
              bersama Serikat Pekerja untuk memberikan masukan terkait poin-poin yang perlu jadi perhatian
              dalam calon beleid ini.

              Anggota Panja RUU Cipta Kerja dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menegaskan DPR dan
              pemerintah  melakukan  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  dengan  cermat  dan  hati-hati.  Terlebih
              sekarang ada tim perumus Baleg dan Serikat Pekerja.

              "Ya  nanti  pembahasan  kami  lakukan  secara  terbuka,  cermat  dan  hati-hati,  seperti  yang
              dinyatakan Ketua DPR (Puan Maharani) dalam pidato 17 Agustus yang lalu," kata Hendrawan,
              Selasa (18/8).

              Wakil Ketua Baleg DPR RI Willy Aditya menambahkan tim perumus ini terdiri dari perwakilan
              fraksi-fraksi di DPR RI, pimpinan DPR, dan perwakilan Serikat Pekerja.

              Menurut Willy tim perumus ini akan bekerja tanggal 20-21 Agustus 2020 ini untuk mendalami
              sembilan poin krusial dalam klaster ketenagakerjaan RUU Cipta Kerja.

              Adapun sembilan poin ini antara lain pengupahan, perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), alih
              daya (outsourcing), pesangon dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tenaga kerja asing (TKA),
              Jaminan Kehilangan Pekerjaan, waktu istirahat dan jam kerja pekerja, sanksi, dan penghargaan
              bagi pekerja oleh pemberi kerja. "Masih ada perdebatan soal upah dan pesangon, serta jaminan
              mendapat kan pekerjaan," kata politisi Partai Nasdem ini.

              Kepastian pembentukan tim perumus ini diawali dengan pertemuan sejumlah Serikat Pekerja
              dengan pimpinan DPR RI, pada Selasa (18/8).

              Wakil  Ketua  DPR  Sufmi  Dasco  Ahmad  mengatakan,  tim  perumus  ini  diharapkan  mampu
              memberikan titik temu atau solusi-solusi atas berbagai masalah yang jadi perdebatan dalam RUU
              Cipta Kerja, khususnya pada klaster ketenagakerjaan.

              Lebih kuat

              Sementara Serikat Pekerja telah memberikan berbagai catatan-catatan yang dibutuhkan Panja
              RUU  Cipta  Kerja  untuk  menetapkan  keputusan  yang  tepat  dan  menguntungkan  buruh  saat
              pembahasan  nanti.  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal
              menyatakan, tim perumus ini akan akan membahas pasal demi pasal klaster ketenagakerjaan.
              Adapun,  hasil  pembahasan  tim  perumus  ini  bisa  menjadi  perspektif  Baleg  untuk  membahas
              klaster ketenagakerjaan dengan pemerintah.

              "Tim perumus ini jauh lebih kuat dibandingkan tim teknis yang sudah diundang oleh pemerintah
              yang melibatkan beberapa serikat buruh juga. Tetapi disana hanya semacam alat legitimasi atau
              maaf  kalau  bisa  dibilang  sebagai  stempel  bahwa  pemerintah  sudah  memenuhi  prosedur
              mengundang tripartit RUU Cipta Kerja," ujar Said Iqbal.

              Said menambahkan, faktanya saat RUU Cipta Kerja siap dibahas tidak ada hasil apapun dari hasil
              kerja tim teknis karena semua poin kontroversial tetap dicantumkan.













                                                           55
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61