Page 10 - Microsoft Word - TUGAS APLIKASI KOMUTER BONIFASIUS
P. 10

Walaupun  banyak  merugikan  rakyat,  namun  Tanam  Paksa  juga  memiliki  beberapa  dampak
               positif bagi  rakyat,  diantaranya adalah  dikenalkan  tanaman  jenis  baru  untuk  ekspor,  dibangun
               saluran  irigasi,  dan  dibangun  jaringan  rel  kereta  api.  Sedangkan  dampak  negatifnya  adalah
               sebagai berikut.
            ·         Pelaksanaan tanam paksa tidak sesuai dengan peraturan
            ·         Terjadi tindak korupsi dari pegawai dan pejabat dan rakyat sangat menderita
            ·         Para pekerja jatuh sakit dan terjadi bahaya kelaparan
            ·         Hindia Belanda mengeruk keuntungan 832 jt gulden 1831- 1877

               5. Sistem Usaha Swasta
                           Masyarakat  Belanda  mulai  mempertimbangkan  baik  buruk  dan  untung  ruginya  Tanam
               Paksa. Timbullah pro dan kontra mengenai pelaksanaan Tanam Paksa. Pihak yang pro Tanam
               Paksa tetap adalah kelompok konservatif dan para pegawai pemerintah, sedangkan yang kontra
               adalah mereka dipengaruhi oleh ajaran agama dan penganut asas liberalisme.

                           Setelah  kaum  liberal  mendapatkan  kemenangan  politik  di  Parlemen  (Staten  Generaal).
               Parlemen  memiliki  peranan  lebih  besar  dalam  urusan  tanah  jajahan.  Sesuai  dengan  asas
               liberalisme,  maka  kaum  liberal  menuntut  adanya  perubahan  dan  pembaruan.  Kaum  liberal
               menuntut  pelaksanaan  Tanam  Paksa  di  Hindia  Belanda  diakhiri.  Hal  tersebut  didorong  oleh
               terbitnya  dua  buah  buku  pada tahun  1860  yakni  buku  Max Havelaar tulisan  Edward  Douwes
               Dekker  dengan  nama  samarannya  Multatuli,  dan  buku  berjudul  Suiker  Contractor  (Kontrak-
               kontrak Gula) tulisan Frans van de Pute. Secara berangsur-angsur Tanam Paksa mulai dihapus
               dan mulai diterapkan sistem politik ekonomi liberal.

                           Penetapan pelaksanan sistem politik ekonomi liberal memberikan peluang pihak swasta
               untuk ikut mengembangkan perekonomian di  tanah jajahan. Seiring dengan upaya pembaruan
               dalam  menangani  perekonomian  di  negeri  jajahan,  Belanda  telah  mengeluarkan  berbagai
               ketentuan dan peraturan perundang-undangan.
            ·         Tahun  1864  dikeluarkan  Undang-undang  Perbendaharaan  Negara  (Comptabiliet  Wet).
               Berdasarkan  Undang-undang  ini  setiap  anggaran  belanja  Hindia  Belanda  harus  diketahui  dan
               disahkan oleh Parlemen.
            ·         Undang-undang  Gula  (Suiker  Wet).  Undang-undang  ini  antara  lain  mengatur  tentang
               monopoli tanaman tebu oleh pemerintah yang kemudian secara bertahap akan diserahkan kepada
               pihak swasta.
            ·         Undang-undang  Agraria  (Agrarische  Wet)  pada  tahun  1870.  Undang-Undang  ini  mengatur
               tentang prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan. Di dalam undang-undang itu ditegaskan,
               antara lain : Pertama, Tanah di negeri jajahan di Hindia Belanda dibagi menjadi dua. Pertama,
               milik  pribumi  berupa  persawahan,  kebun,dll.  Kedua  tanah  hutan  pegunungan,  dll  milik
               pemerintah.  Kedua,  Pemerintah  mengeluarkan  surat  bukti  kepemilikan  tanah.  Ketiga,  Pihak
               swasta  dapat  menyewa  tanah.  Tanah  pemerintah  disewa  sampai  75  tahun,  tanah  penduduk
               sampai 5 tahun
   5   6   7   8   9   10   11   12