Page 30 - e-Book Sengon
P. 30

M
                           aksud  dilaksanakannya  sertifikasi  tanaman  hutan  yaitu  memberikan
                           informasi mutu sumber benih, benih, dan bibit yang sangat penting dalam
                           sistem  budidaya  tanaman  hutan  dan  peredarannya  karena  benih/bibit
                  telah  menjadi  komoditas  perdagangan  baik  di  tingkat  nasional  maupun
                  internasional.  Sedangkan  menurut  Sudrajat,  dkk.  2017,  (dalam  Otto,  1985;
                  Weimortz,  1985)  tujuan  sertifikasi  yaitu  untuk  melindungi  keaslian  varietas  dan
                  kemurnian genetik agar varietas yang telah dihasilkan pemulia sampai ke tangan
                  petani dengan sifat-sifat unggul seperti tertulis pada deskripsinya.

                  Pada  prinsipnya,  pemeriksaan  pada  sertifikasi  sumber  benih  antara  lain  yaitu
                  melakukan  identifikasi  dan  deskripsi,  mengumpulkan  data  dan  informasi
                  pengelolaan dan penerapan pemuliaan pohon, menentukan kelayakan, dan kelas
                  sumber benih. Sedangkan pemeriksaan pada sertifikasi mutu benih dan mutu bibit
                  berpedoman pada dokumen asal-usul atau sumber benih. Pelaksanaan sertifikasi
                  tanaman hutan meliputi, yaitu:

                  A.  Sertifikasi Sumber Benih:
                     1.  Pemeriksaan akses lokasi
                     2.  Pemeriksaan hama penyakit tegakan
                     3.  Pemeriksaan pembungaan/pembuahan
                     4.  Pemeriksaan keamanan
                     5.  Pengukuran dimensi pohon
                     6.  Penghitungan jumlah pohon
                     7.  Penaksiran potensi produksi benih

                  B.  Sertifikasi Mutu Benih:
                     1.  Pemeriksaan kondisi dan keaslian benih dengan dokumen pengunduhan
                     2.  Pemeriksaan kesesuaian berat benih
                     3.  Pengambilan  sampel  benih  dengan  teknik  dan  metode  yang  telah
                         ditentukan
                  C.  Sertifikasi Mutu Bibit:
                     1.  Pemeriksaan jumlah bibit
                     2.  Pengambilan sampel bibit dengan teknik dan metode baku
                     3.  Pengukuran tinggi dan diameter bibit
                     4.  Pemeriksaan kondisi dan jumlah daun
                     5.  Pemeriksaan hama dan penyakit
                     6.  Pemeriksaan umum (bibit berkayu, lurus/bengkok, bercabang/tunggal)
                     7.  Pemeriksaan asal usul benih

                  Berdasarkan peraturan yang berlaku telah ditetapkan 11 jenis tanaman hutan yang
                  benihnya wajib diambil dari sumber benih bersertifikat, yaitu: Sengon, Jati, Mahoni,
                  Gmelina,  Jabon,  Kemiri,  Gaharu,  Cendana,  Pinus,  Cempaka  dan  Kayu  Putih,
                  sehingga  perlu  diupayakan  ketersediaan  sumber  benihnya  dalam  rangka
                  mendukung program  yang dilaksanakan pemerintah dan instansi  yang kompeten
                  pada kegiatan lingkungan hidup dan kehutanan.


                                                             20
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35