Page 44 - Flipbook Dyah Iswarini
P. 44

44                                                                                                                                                                                                                                     45




         Nasjah Djamin               Sebab putus hubungan, jadi   the photo also suggests that the   categorized as they are today. Thus,
                                     tidak mendapat kiriman dari   painting was bought by President   many poets did paint, and many
                                     Sumatra,” tuturnya.  Penyair   Sukarno in 1960 for six thousand   painters crossed over to work with
                                                   2
                                     Motinggo Boesje mencatat:   rupiah. Sukarno was drawn to   literature and theater.
                                     “Nasjah meminta saya untuk   this painting when he saw it in an
                                     memboncengkan penyair Lastri   exhibition in 1959.
                                     Fardani ke sanggarnya yang jauh di
                                     selatan Yogyakarta, untuk dijadikan   Born in 1942, Lastri Fardani Sukarton
                                     sebagai model lukisannya.” 3  was sixteen years old when the
                                                                 painting was created in 1958. She
         Lukisan Lastri Fardani  karya   Beberapa penulis dan penyair   played a young village girl in a
                         1
         Nasjah Djamin menggambarkan   asal Sumatra yang merantau ke   theatre production written by Nasjah
         seorang perempuan muda yang   Yogyakarta untuk bersekolah dan   Djamin, Sekelumit Nyanyian Sunda
         mengenakan kardigan, rok merah,   bekerja, seperti Daoed Joesoef,   (A Fragment of Sundanese Songs).   © Studio Nasjah Djamin
         dan kemeja putih. Ternyata   Nasjah Djamin, dan Motinggo   Sukarton reminisced, “The only
         dalam sebuah album foto milik   Boesje, sering melukis untuk   proper clothing I had at that time
         keluarga pelukis, terdapat sebuah   mencari tambahan penghasilan.   was that one, Sir. Lian Sahar even
         foto yang disertai tulisan tangan   Ada pula pelukis yang merambah   bought me new clothes. I was painted   Foto yang disertai tulisan tangan Nasjah
         Nasjah Djamin sendiri: “Lestari   dunia teater seperti pelukis   after school so that they (the artists)   Djamin: Lestari Fardani, 1958 dengan
         Fardani 1958” dengan keterangan   Lian Sahar dari Aceh yang ikut   would have money to pay me. They   keterangan tambahan bahwa karya itu
         tambahan bahwa karya itu    memainkan peran dalam drama   could not contact their family to send   dibeli Presiden Sukarno tahun 1960,
                                                                                            seharga enam ribu rupiah.
         dibeli Presiden Sukarno pada   Sekelumit Nyanyian Sunda sebagai   them money from Sumatra.”  Poet
                                                                                   2
         1960, seharga enam ribu rupiah.   tentara. Pada masa itu kesenian   Motinggo Boesje also noted, “Nasjah   Photo with Nasjah Djamin's
         Sukarno tertarik pada lukisan ini   memang lebih cair dan tidak   asked me to bring Lastri Fardani on   handwriting: Lestari Fardani, 1958 with
         ketika melihatnya dalam sebuah   terkotak-kotak seperti sekarang.   my bike to his studio in the southern   additional information that the work
         pameran pada 1959.          Ada sastrawan yang melukis dan   part of Yogyakarta so that he could   was purchased by President Sukarno
                                     ada pula pelukis yang aktif di   paint her.” 3         in 1960, for six thousand rupiah.
         Lastri Fardani Sukarton yang   dunia sastra dan teater.
         lahir pada 1942, adalah seorang                         Several writers and poets from   1    Dalam katalog Pameran Seni Rupa
         perempuan muda berumur 16                               Sumatra who migrated to         dan Sastra Retrospeksi Nasjah Djamin
         tahun ketika lukisan ini dibuat                         Yogyakarta to study and work,   (Jakarta: Galeri Nasional Indonesia,
         pada 1958. Lastri ikut memainkan                        such as Daoed Joesoef, Nasjah   2017), hal. 23, dan buku Retrospeksi
                                                                                                 Nasjah Djamin (Laila Tifah, editor,
         peran sebagai gadis desa dalam   This painting  by Nasjah Djamin   Djamin and Motinggo Boesje, often   Yogyakarta: Penerbit Nyala dan Studio
                                              1
         drama Sekelumit Nyanyian Sunda   depicts a young woman wearing a   painted to earn more money. Some   Nasjah Djamin, 2017) hal. 94, karya
         yang naskahnya ditulis oleh   cardigan, a red skirt, and a white   painters also explored the world   ini diberi judul “Lestari Baju Merah”,
                                                                                                 kemungkinkan berdasarkan catatan
         Nasjah Djamin.              blouse. A photograph in the artist’s   of theater such as Lian Sahar from   Nasjah Djamin “Lestari Fardani, 1958”
         “Waktu itu satu-satunya bajuku   family album has Djamin’s own   Aceh who also played the role of a   yang tertera pada lembaran album
                                                                                                 foto milik keluarga pelukis.
         yang pantas ya cuma satu itu,   handwriting on it, and it reads,   soldier in Sekelumit Nyanyian Sunda.   2    Lastri Fardani Sukarton, komunikasi
         Pak. Sampai dibelikan baju oleh   “Lestari Fardani 1958,” which might   The border between different art   pribadi melalui Whatsapp, 24 Mei 2018.
         Lian Sahar. Saya dilukis sepulang   suggest the identity of the woman   practices were indeed more fluid   3    Motinggo Boesje, “Nasjah Djamin:
                                                                                                 Si Baik Hati Telah Pergi” (Obituari),
         sekolah agar mereka ada uang.   in the painting. The information on   at that time and not as strictly   Gatra, 13 September 1997, hal. 132.
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49