Page 5 - TRIGONOMETRI
P. 5
adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometrid an
trigonometri untuk perhitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian
besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India. Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150
SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segi tiga. Matematikawan Yunani
lainnya, Ptoleny sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh
tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan
Prancis. Istilah Sinus, Cosinus dan Tangen meski bagian dari Trigonometri, namun ketiganya
jauh lebih tua ketimbang istilah Trigonometri itu sendiri dalam sejarah penemuannya. Istilah
trigonometri pertama kali digunakan tahun 1595. Sedang istilah Sinus, Cosinus dan Tangen
sudah muncul pada tahun 600-an. Tapi tulisan ini bukan untuk membahas sejarah istilah
trigonometri. Secara etimologis, arti kata sinus jauh dari isi konsepnya. “Sinus” adalah kata latin
yang justru “buah dada”. Konsep perbandingan sisi depan terhadap hipotenusa dalam segi tiga,
dalam bahasa sansekerta popular disebut “jiva” kemudian dalam peradaban islam berkembang
jadi “Jiba”. Karena perkembangan ucapan dalam arab menjadi “Jaib” yang secara harafiah
artinya “buah dada”. Nah buat dada dalam istilah latinnya adalah “sinus’ dan berkembangan jadi
“sine” di Inggris. Jadi jangan heran kalau dalam kamus bahasa latin sinus = buah dada. Baru
berkembang cosinus ; “Complementary Sinus”.
Sedang tangen berkembang beberapa decade kemudian, berasal dari kata latin “tangere” artinya
menyentuh. Yang berangkat dari konsep segmen garis AB yang menyentuh lingkaran di A.
tangen adalah perbandingan garis AB dan AO dalam sudut BOA. Matematikawan Yunani
Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segi tiga.
Matematikawan Yunani lainnya, Ptomely seitar tahun 100 mengembangkan penghitungan
trigonometri lebih lanjtu.
Pada tahun 499, Aryabhata, seorang ahli matematik India menciptakan jadual-jadual separuh
perentas yang kini dikenali sebagai jadual sinus, bersama-sama dengan jadual cosinus. Beliau
menggunakan zya untuk sinus, kotizya untuk kosinus, dan otkram zya untuk sinus songsang, dan
juga memperkenalkan versinus. Pada tahun 628, lagi seorang ahli matematika India,
Brahmagupta, menggunakan formula interpolasi untuk menghitung nilai sinus sehingga
peringkat kedua untuk formula interpolasi Newton Stirling. Ahli matematik parsi, omar