Page 43 - MENELADANI KARAKTER DALAM CERPEN
P. 43

Dimas pun memejamkan mata. Prita menyalakan boneka lilin berbentuk kelinci sambil
                   menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun. Setelah meletakkan boneka lilin itu di bangku, Prita
                   memanggil dua orang yang sedari tadi berdiri di tempat yang agak jauh dengan isyarat
                   tangannya.
                      Duuh, Dimas terkejut bukan kepalang ketika membuka matanya. Di samping Prita sudah
                   berdiri  seorang  lelaki  dan  seorang  perempuan  dengan  penampilan  yang  elegan.  Prita
                   mengenalkan Dimas pada mereka yang ternyata adalah orang tua Prita.
                      “Saya selaku orang tua Prita mengucapkan terima kasih  pada Dimas yang telah rela
                   membantu Prita di saat kami belum datang. Kami sangat hargai kerelaan Dimas berbagi itu.
                   Apalagi untuk membantu Prita, Dimas sampai rela meloakkan sepatu yang dengan susah
                   payah bekerja untuk membelinya.”
                      “Jadi Bapak dan lbu sudah tahu kalau saya…”
                      “Ya,  kami  tahu,  Dimas.  Kebetulan  sudah  dua  tahun  ini  saya  menjadi  ketua  koperasi
                   pedagang loak di daerah ini. Jadi meskipun kami berada di luar kota, kami tetap tahu yang
                   terjadi di pasar loak kota ini. Karena itu, atas keiklasan berbagimu dalam membantu Prita,
                   dan juga prestasimu di sekolah, kami dari pengurus koperasi akan memberikan beasiswa
                   padamu, supaya bisa kau pergunakan sampai kuliah nanti.”
                      “Beasiswa…, Pak?”
                      “Ya,  untuk  itu,  besok  kau  akan  dijemput  Prita  ke  kantor  koperasi  guna  mengisi
                   persyaratan dan formulirnya. Sekaligus mengambil uangmu yang dipakai untuk Prita.”
                      “Terima kasih, Pak. Terima kasih.”
                      “Dan sebagai hadiah ulang tahunmu, ini kami ada bingkisan untukmu.”
                      Prita memberikan sebuah bungkusan berpita kuning pada Dimas. Dengan senyum yang
                   merekah Prita dan kedua orang tuanya menyuruh Dimas untuk membuka bungkusan itu.
                   Dan ternyata isinya adalah sepatu sport putih milik Dimas yang telah ia loakkan kemarin.
                      Sekali lagi Dimas mengucapkan terima kasih. Prita menggenggam erat tangan Dimas
                   saat berpamitan. Tak ada kata dan janji indah yang terucapkan. Namun dalam sorot mata
                   mereka telah memancarkan sejuta harapan. Harapan untuk berbagi suka dan duka bersama-
                   sama.
                      Dan  boneka  lilin  yang  masih  menyala  itu  sebagai  saksinya.  Nyala  kecil  lilin  itu
                   menciptakan hujan rindu di langit kalbu yang tak akan pernah reda walau kemarau datang
                   melanda. ***









                               Sumber: https://ruangsastra.com/26883/hujan-rindu-di-langit-kalbu


                  Setelah membaca penggalan cerpen Hujan Rindu di Langit Kalbu karya Heru
                  Patria tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
                  1.  Analisislah unsur-unsur intrinsik dari cerpen tersebut!




                                                                                          33
                  Meneladani Karakter dalam Cerita Pendek
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48