Page 11 - majalah elektronik edisi 2
P. 11

SECTION     Artikel





        faktor ketaatan beribadah atau ketaatan beragama.     jarang  menjadi  pencetus timbulnya  gejala  cemas atau
                                                              depresi, seperti kebiasaan menanyakan  bagaimana
               Selain faktor internal, faktor eksternal juga tidak
        kalah penting dalam kesehatan mental seseorang. Adapun   pencapaian hidup kita sejauh ini. Tak jarang pertanyaan
        yang  termasuk ke dalam  faktor eksternal  diantaranya   seperti “Wah, umurnya sudah 25 tahun ya tahun ini, kapan
        adalah startifikasi sosial, interaksi sosial, lingkungan (baik   menikah?” atau seperti, “Kamu sudah 2 tahun menikah
        lingkungan  keluarga, sekolah, dan masyarakat yang di   kenapa belum  punya momongan?” atau hal seperti,
        dalamnya juga terkandung lingkungan tempat tinggal yang   “Sudah 5 tahun bekerja kok belum bisa beli rumah?” justru
        ia diami atau tempati). Faktor eksternal ini, dapat dikatakan   muncul  dari anggota  keluarga. Pertanyaan-pertanyaan
        sebagai  faktor yang dapat kita kontrol keterjadiannya,   seperti itu  sudah semestinya  tidak ditanyakan kepada
        faktor-faktor ini dapat kita lihat wujudnya dalam kehidupan   orang  lain, dalam  lingkup  keluarga  sekalipun.  Karena
        sehari-hari. Salah satunya adalah interaksi sosial.   kita sebagai sesama manusia terkadang tidak pernah
        Sebagai  mahluk  sosial,  tentunya  berinteraksi  kepada   mengetahui  apa saja masalah dalam  hidup  orang lain,
        sesama tidak dapat dihindari.  Dalam berinteraksi, tidak   seberapa besar orang lain berusaha untuk mendapatkan
        selalu hal baik yang terjadi, banyak hal-hal yang tanpa   tujuannya  tetapi belum berhasil, atau bahkan hal-hal
        kita  sadari dapat  memicu gangguan kesehatan mental   yang menurut kita adalah suatu pencapaian, tetapi bukan
        bagi  seseorang  seperti  bully-ing,  body  shaming,  hingga   menjadi tujuan hidup seseorang. Sudah semestinya kita
        lontaran  perkataan  dalam  percakapan  sehari-hari  yang   tidak menyamaratakan pikiran kita kepada semua orang.
        tanpa disadari memiliki kemungkinan untuk dapat menjadi   Belum lagi, kalau ternyata hal tersebut justru menjadi
        pemicu tekanan beban pikiran dan timbulnya kesedihan   pemicu timbulnya perasaan sedih, cemas, takut, bahkan
        yang berlarut bagi seseorang. Kita tidak dapat mengontrol   depresi bagi seseorang tersebut. Alangkah lebih baiknya
        bagaimana  prilaku orang lain terhadap kita, tetapi kita   pertanyaan yang kita ajukan lebih bersifat umum sehingga
        dapat mengontrol prilaku kita sendiri.                orang  lain  akan  lebih  leluasa  menjawabnya,  seperti
                                                              “Kita sudah lama tidak bertemu, apa kabarmu?” atau
               Keluarga, lingkungan, budaya,  sangat menentukan  “Bagaimana keseharianmu hari ini?”.
        kualitas kesehatan mental emosional seseorang dalam          Sebaliknya, kalau kita justru berada pada posisi
        menghadapi setiap permasalahan yang ada. Dilihat dari   berhadapan  dengan  orang-orang  yang dapat memicu
        faktor  yang mempengaruhi  kesehatan mental tersebut,   atau mengganggu  kesehatan mental, misalnya  orang-
        maka keluarga adalah salah satu fakor yang berpengaruh   orang  yang  sering  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan
        besar terhadap  kesehatan  mental seseorang.  Agar    yang menyudutkan, tidak mengenakkan, maka ada
        kesehatan  mental dapat  tercapai  maka dibutuhkan    beberapa hal yang dapat kita  lakukan. Seperti kata
        upaya pencegahan berawal dari keluarga. Keluarga bisa   pepatah, “Daripada berharap dapat mengatur arah angin
        menjadi faktor  protektif,  namun juga pemicu munculnya   di lautan, lebih baik berusaha mengayuh perahu supaya
        gangguan  mental. Keluarga menjadi lini pertama dalam   sampai ke tujuan”, pepatah ini seolah menyadarkan kita
        pembentukan kesehatan mental.  Keluarga yang kurang   bahwa,  dalam menghadapi  sesuatu, kita tidak selalu
        dapat menjalankan  fungsinya dengan baik,  akan rentan   dapat berharap ataupun mengatur orang lain disekitar kita
        memunculkan   gangguan psikologis /   gangguan mental   agar bisa memberikan dukungan yang baik, tetapi diri kita
        mulai  dalam  taraf ringan  sampai  berat pada  anggota   sendirilah  yang dapat berusaha untuk sampai ke tujuan
        keluarga,  antara lain tidak percaya diri, konsep diri negatif,   tersebut.
        dropout sekolah, antisosial,  problem  sexualitas, cemas
                     maupun  depresi. Berbagai gangguan              Sebagai  kesimpulan,  dalam beberapa  keadaan
                             tersebut dapat muncul pada masa  dimana  kita harus menghadapi  orang-orang  yang
                                  sekarang dan atau   pada  meresahkan misalnya keluarga yang sering melontarkan
                                      tahap   perkembangan    pertanyaan yang kurang mengenakkan, ada hal-hal yang
                                        selanjutnya.          dapat kita lakukan seperti, memberikan senyuman manis
                                                   Dalam      karena  satu senyuman  manis memberikan  banyak  arti,
                                              lingkup  kecil  kemudian sabar dan jangan mudah marah, tetap percaya
                                                              diri, sesekali jawab dengan diselingi candaan, bahkan bila
                                                seperti       perlu jawab dengan serius dan katakan bahwa hal tersebut
                                                  keluarga,   tidak etis untuk ditanyakan. Hal tersebut perlu dilakukan
                                                   pun,       untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan mental
                                                     tidak
                                                              pada diri kita sendiri.












                                                           E-Magazine Swarna Musi Volume X Ed. 2 | 9
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16