Page 10 - Buletin Kembali ke Sekolah Biru Kehijauan dan Putih
P. 10

O K T O B E R   2 0 2 1   |   V O L .   0 1                                                                                             S E J A R A H



































             Komandan Ahmad Hussein memerintahkan pasukan untuk mundur dan

         mengumpulkan  bagian-bagian  tubuh  yang  terkena  mortir  Rivai.  Setelah
         berkonsolidasi dengan pasukan, Pak Husein memerintahkan untuk kembali

         ke markas di Kuranji, sekitar 15 km dari Rimbo Kaluang. Saat itu pukul 01.00

         WIB, kami kembali ke markas dan pukul 06.00 WIB kami baru saja tiba.

             Pada pagi yang sama, Rivai dimakamkan di tempat yang sekarang menjadi
         Taman Makan Pahlawan Harimau Kuranji. "Kami tidak tahu berapa tentara

         sekutu  yang  tewas,  yang  jelas  ada  penembakan  malam  itu,"  katanya.

         Menurut  Mawardi,  lokasi  ledakan  yang  menewaskan  Rivai  itu  sudah
         memiliki tugu berbentuk 3 orang memegang kerangka dan melempar granat.

         Ini adalah bagian dari kisah kekerasan pahlawan "Harimau Kuranji" melawan

         Sekutu setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Meskipun

         negara  ini  telah  memproklamasikan  kemerdekaannya,  negara  ini  terus
         dijajah  oleh  Jepang  dan  Belanda  hingga  1946.  Saat  penyerangan  terjadi,

         beberapa teman Mawardi yang masih hidup sampai sekarang, yaitu Letnan

         Satu  Purn  Arrahman,  Kopral  Purn  Darwis  dan  Sersan  Purn  M.  Rasyid,

         ketiganya adalah pensiunan veteran.
















         HALAMAN 7                                                                                         SEJARAH
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15