Page 9 - Buletin Kembali ke Sekolah Biru Kehijauan dan Putih
P. 9
O K T O B E R 2 0 2 1 | V O L . 0 1 S E J A R A H
Ketika pasukan yang dipimpin oleh Ahmad Husen menyerang Rimbo
Kaluang pada tanggal 21 Februari 1946, pasukan Sekutu berteriak:
"Harimau Kuranji sedang menyerang." Para prajurit Sekutu merasa ngeri
bahwa mereka menyerang begitu cepat dan kemudian menghilang seperti
harimau. Sejak itulah nama "Harimau Kuranji" terus disandang, perjuangan
Harimau Kuranji dapat dibagi menjadi dua fase: fase Ahmad Husein, yang
menyerang Rumbo Kaluang, dan fase Anas Ayub selama PRRI. Perjuangan
heroik masyarakat Pauh menjadi cerita berdirinya kota Padang pada 7
Agustus 1669.
Mulai jam 4 sore WIB, saat itu hanya berjalan kaki, sebagian dengan
sepatu, sebagian bahkan bertelanjang kaki, jalan setapak dipenuhi kerikil
dan lumpur. Di setiap jalur yang dilalui banyak anak muda, mereka
bergabung dengan Tentara Kuranji, sehingga jumlahnya mencapai ratusan.
“Itu saat penyerangan ke markas pasukan Inggris dan pasukan India Gurka
di Rimbo Kaluang, yang saat ini menjadi wilayah Sekolah Menengah Agus
Salim Padang.
Peristiwa itu terjadi pada bulan September 1945. Saat WIB tiba di Rimbo
Kaluang sekitar pukul 18.00, seluruh pasukan sedang mempersiapkan
strategi perang. “Saat itu, Rimbo Kaluang hanyalah perkebunan karet milik
Belanda. Jadi kita menyerang dari sana. Sementara itu, pasukan Inggris dan
India yang didukung oleh Belanda berada di seberang Sungai Bandar Bakali.
Jarum jam menunjukkan pukul 9 malam, ledakan dan meriam menggema
dari seberang sungai, di mana pecah perang antara TKR (Tentara Keamanan
Rakyat) dan pasukan sekutu. Pukul 00:00 WIB, Duarrrr, terjadi ledakan
keras di Rimbo Kaluang saat pasukan sekutu menembakkan mortir ke arah
tentara Indonesia. Setelah ledakan, api menyembur dan daerah sekitarnya
menjadi terang.
Ternyata salah satu anggota pasukan Harimau Kuranji bernama Rivai atau
Bahar tewas akibat ledakan mortir. Tubuhnya hancur berantakan.
Pokoknya, sudah bercerai dari tubuhnya. Saat itu posisi saya sekitar 100
meter dari Rivai. Saat itu dari kejaksaan Sumbar sedangkan Rifai berada di
tugu dekat SPBU.
HALAMAN 5 SEJARAH