Page 12 - Arah Baru Kebijakan Penegakan Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
P. 12

ICEL – Indonesia Center for Environmental Law




            KATA SAMBUTAN DIREKTUR EKSEKUTIF
            INDONESIAN CENTER FOR ENVIRONMENTAL LAW (ICEL)


            Merosotnya  konservasi  sumber  daya  alam  hayati  (atau  umum  dikenal  dengan
            keanekaragaman  hayati)  beserta  ekosistemnya  Indonesia  perlu  menjadi  perhatian
            berbagai pihak, tidak  terkecuali pakar hukum  dan kebijakan.  Sebabnya, peraturan di
            bidang konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia telah mendapatkan kritik dari
            berbagai  pihak  antara  lain  karena  belum  mengakomodir  perkembangan  zaman,
            misalnya  mengatur  tentang  pemulihan  keanekaragaman  hayati  dan  akses  serta
            pembagian  keuntungan  yang  adil  dan  berimbang  dari  pemanfaatan  sumber  daya
            genetik.  Namun,  walaupun  telah  diketahui  sebagai  salah  satu  ancaman  yang
            mengancam  ketahanan  sumber-sumber  penghidupan  manusia  dan  keseimbangan
            ekosistem, diskursus di bidang hukum dan kebijakan konservasi keanekaragaman hayati
            di Indonesia masih  cenderung  tidak  populer kecuali  dalam  dokumen-dokumen  kertas
            kebijakan dan kampanye.
            Buku ini disusun dengan semangat untuk meningkatkan animo diskursus tentang hukum
            dan kebijakan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia. Selain itu, ulasan dan
            gagasan yang tertuang dalam buku ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian lebih
            lanjut atau masukan yang berarti bagi perbaikan pengaturan dan pelaksanaan aturan
            serta kebijakan bidang konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.
            Saya  mengucapkan  terima  kasih  kepada  semua  pihak  yang  telah  mendukung
            terwujudnya buku ini. Apresiasi sebesar-besarnya saya berikan kepada para penulis yang
            telah menyumbangkan buah pikirnya serta Tim Penyusun yang bekerja keras mewujudkan
            Buku ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Keanekaragaman Hayati
            dan Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA Sumatera) atas dukungannya
            dalam penyusunan Buku ini.

            Tentunya buku ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
            membangun  dari  pembaca  akan  senantiasa  disambut  baik  demi  perbaikan  dan
            berkembangnya  diskursus  tentang  hukum,  kebijakan  dan  pelaksanaan  konservasi
            keanekaragaman hayati di Indonesia. Semoga buku ini dapat mencapai apa yang kami
            cita-citakan terhadapnya, terutama berkontribusi dalam perjalanan penguatan kerangka
            hukum konservasi keanekaragaman hayati itu sendiri.

                                                                    Jakarta, Desember 2019



                                                                             Henri Subagiyo






            x |
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17