Page 12 - Bahan Ajar Usaha dan Energi
P. 12

roket. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan roket.

                       Jika  gaya  gravitasi  diabaikan,  maka  peristiwa  peluncuran  roket  memenuhi  hukum
                       kekekalan  momentum.  Mula-mula  sistem  roket  diam,  sehingga  momentumnya  nol.

                       Sesudah  gas  menyembur  keluar  dari  ekor  roket,  momentum  sistem  tetap.  Artinya
                       momentum  sebelum  dan  sesudah  gas  keluar  sama.  Berdasarkan  hukum  kekekalan

                       momentum,  besarnya  kelajuan  roket  tergantung  banyaknya  bahan  bakar  yang
                       digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana

                       roket dibuat bertahap banyak.























                           Gambar Sistem roket menerapkan hukum kekekalan momentum linear
                                  (sumber: BSE kelas 2 SMA fisika Setya Nurachmadani)


               C. HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

                     Usaha yang dilakukan gaya gravitasi dari suatu titik ke titik lain tidak bergantung pada

                 jalan yang ditempuh. Jumlah energi kinetik dan energi potensial di dalam medan gravitasi
                 konstan. Jumlah energi kinetik dan energi potensial ini disebut energi mekanik. Mari kita

                 lihat contoh di bawah ini.

                     Benda  bermassa  m  dijatuhkan  bebas  dari  titik  A,  dari  suatu  ketinggian  h,  benda

                 mempunyai energi potensial E terhadap permukaan bumi. Energi potensial ini berkurang
                                               p
                 selama perjalanan menuju bumi dan energi kinetiknya bertambah. Tetapi  jumlah energi

                 kinetik dan energi potensialnya di setiap titik pada lintasannya selalu tetap.

                     Jumlah energi kinetik dan energi potensial dititik 1 sama dengan jumlah energi kinetik

                 dan potensial dititik 2.
   7   8   9   10   11   12   13   14