Page 31 - (3) E-Modul Berbasis Green Chemistry_Winda Putri Permata Sari_18303241005_Neat
P. 31
Greenmist
Alternatif Penggunaan Bahan Alam sebagai Pengganti Larutan H 2SO 4 pada Aki
Pada aki konvensional atau lebih dikenal dengan aki basah masih menggunakan
cairan elektrolit. Cairan elektrolit yang digunakan yaitu asam sulfat (H 2SO 4). Asam sulfat
merupakan jenis asam kuat yang bersifat korosif, namun dalam sebuah aki berfungsi sebagai
elektrolit yang akan bereaksi dengan pelat untuk menghasilkan energi listrik.
Dalam menjaga kondisi aki basah, sering kali air aki harus dikuras dan diganti baru.
Air aki bekas tidak dapat dibuang sembarang begitu saja karena air aki bersifat asam yang
dapat merusak lingkungan. Air aki masuk ke dalam kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun). Apabila dibuang langsung ke tanah maka bisa mencemari air tanah.Tanah
tersebut akan tercemar sulfat dan timah dari sisa-sisa rontokan yamg terbawa saat menguras.
Sebaiknya tidak membuang air aki secara langsung ke lingkungan, air aki dapat ditaruh pada
wadah terlebih dahulu.
Terdapat alternatif lain yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan asam
sulfat pada air aki yaitu dengan memanfaatkan bahan sekitar yaitu belimbing wuluh dan
kulit pisang. Belimbing wuluh selain mengandung asam oksalat juga mengandung asam
format (HCOOH) dengan kadar keasaman yang tinggi dengan nilai pH 2. Kulit
pisang mengandung asam sitrat dengan nilai pH pada buah pisang yang masih
berwarna hijau yaitu 5,02 –5,6 dan pada pisang matang berkisar antara 4,2 –4,75.
Dengan tingkat keasaman yang dihasilkan dari cairan buah belimbing wuluh dan
kulit pisang, maka dapat dijadikan energi alternatif yang digunakan sebagai
pengganti cairan elektrolit asam sulfat (H 2SO 4) pada aki. Elektrolit dalam aki
bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit.
Sumber:
Wiwik Purwati Widyaningsih, M. (2018). Pembangkit listrik electron power inverter ( epi )
dengan memanfaatkan buah belimbing wuluh dan kulit pisang. Jurnal Teknik Energi,
14(3), 66–71.
23