Page 32 - Pujianto Hari Wibowo-200020048-Modul Flipbook (1)_Neat
P. 32

Modul  Sejarah Indonesia Kelas XI KD  3.5 dan 4.5



                                        Bagaimana perasaan kamu ketika melihat bangsamu dengan
                                  kondisi  seperti  gambar  diatas?  Bagai  peribahasa  sudah  jatuh
                                  ketimpa  tangga  pula,  penderitaan  rakyat  ini  semakin  dirasakan
                                  dengan adanya kebijakan untuk pengerahan tenaga romusha.

                                   Kamu tahu apa yang dimaksud dengan romusha? Coba cari
                                   jawabnya!

                                        Perlu  diketahui  bahwa  untuk  menopang  Perang  Asia  Timur
                                  Raya,  Jepang  mengerahkan  semua  tenaga  kerja  dari  Indonesia.
                                  Tenaga  kerja  inilah  yang  kemudian  kita  kenal  dengan  romusha.
                                  Mereka dipekerjakan di lingkungan terbuka, misalnya di lingkungan
                                  pembangunan  kubu-kubu  pertahanan,  jalan  raya,  lapangan  udara.
                                  Pada  awalnya,  tenaga  kerja  dikerahkan  di  Pulau  Jawa  yang  padat
                                  penduduknya,  kemudian  di  kota-kota  dibentuk  barisan  romusha
                                  sebagai  sarana  propaganda.  Desa-desa  diwajibkan  untuk
                                  menyiapkan sejumlah tenaga romusha. Panitia pengerahan tersebut
                                  disebut Romukyokai , yang ada di setiapdaerah
                                         Rakyat  Indonesia  yang  menjadi  romusha  itu  diperlakukan
                                  dengan  tidak  senonoh,  tanpa  mengenal  perikemanusiaan.  Mereka
                                  dipaksa  bekerja  sejak  pagi  hari  sampai  petang,  tanpa  makan  dan
                                  pelayanan yang cukup. Padahal mereka melakukan pekerjaan kasar
                                  yang  sangat  memerlukan  banyak  asupan  makanan  dan  istirahat.
                                  Mereka  hanya  dapat  beristirahat  pada  malam  hari.  Kesehatan
                                  mereka  tidak  terurus.  Tidak  jarang  di  antara  mereka  jatuh  sakit
                                  bahkan mati kelaparan.
                                         Untuk menutupi kekejamannya dan agar rakyat merasa tidak
                                  dirugikan,  sejak  tahun  1943,  Jepang  melancarkan  kampanye  dan
                                  propaganda  untuk  menarik  rakyat  agar  mau  berangkat  bekerja
                                  sebagai  romusha.  Untuk  mengambil  hati  rakyat,  Jepang  memberi
                                  julukan  mereka  yang  menjadi  romusha  itu  sebagai  “Pejuang
                                  Ekonomi”  atau  “Pahlawan  Pekerja”.  Para  romusha  itu  diibaratkan
                                  sebagai orang-orang yang sedang menunaikan tugas sucinya untuk
                                  memenangkan perang dalam Perang Asia Timur Raya. Pada periode
                                  itu  sudah  sekitar  300.000  tenaga  romusha  dikirim  ke  luar  Jawa.
                                  Bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Birma, Muangthai, Vietnam,
                                  Serawak, dan Malaya. Sebagian besar dari mereka ada yang kembali
                                  ke  daerah  asal,  ada  yang  tetap  tinggal  di  tempat  kerja,  tetapi
                                  kebanyakan mereka mati di tempat kerja.












                     @2022 Universitas Adi Buana Surabaya                                                    26
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37