Page 17 - Kimia Koloid
P. 17
Penjernihan air
Tawas Al2(SO4)3 biasa digunakan untuk menjernihkan air yang mengandung
partikel koloid seperti tanah liat, lumpur, maupun partikel yang lainnya agar air
layak untuk diminum. Ion + yang terdapat pada tawas (Al2(SO4)3) akan
3
terhidrolisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui
reaksi: + + 3 → ( ) + 3
+
3
2
3
Koloid ini akan mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar dalam air. Zat
pencemar tersebut akan mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena
pengaruh gravitasi.
Gambar 2.7 Penjernihan air keruh
(Sumber: https://foodnutrition.lecture.ub.ac.id)
5. Koagulasi
Jika kita perhatikan di muara-muara sungai
yang menuju laut, sering kali kita melihat
sejumlah daratan kecil yang disebut delta.
Bagaimana delta dapat terbentuk?
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem
dispersi koloid merupakan sistem yang
stabil akibat adanya gaya tolakan antar
partikel yang bermuatan sejenis. Oleh
karena itu, prinsip penetralan muatan
partikel koloid dapat digunakan untuk
Gambar 2.7 Delta sungai menurunkan kestabilan koloid dengan cara
(Sumber: penggumpalan, proses tersebut dikenal
https://pendidikanalam98.blogspot.com)
dengan istilah koagulasi.
Koagulasi (penggumpalan) merupakan peristiwa pengendapan partikel-partikel
koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi
terjadi karena hilangnya kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel koloid
agar tetap tersebar di dalam medium pendispersinya. Hilangnya kestabilan koloid ini
disebabkan karena adanya penetralan muatan ataupun pelucutan muatan partikel
koloid yang mengakibatkan terjadinya penggabungan partikel-partikel koloid menjadi
suatu kelompok/ agregat yang lebih besar. Penggabungan ini terjadi karena adanya
gaya kohesi antar partikel koloid. Jika ukuran agregat partikel koloid sudah mencapai
ukuran partikel suspensi, maka terjadilah koagulasi.
Kelas XI SMA/MA
13