Page 371 - Tere Liye - Bumi
P. 371

TereLiye “Bumi”   368




                         Tog, dan beberapa  Ketua Akademi yang menyertainya, men­dekati

                  Stad dan empat Panglima Pasukan Bayangan. Dua Panglima yang masih
                  bisa berdiri tidak melawan, mereka me­nyerah.

                         Aku merangkak mendekati Ali yang diselimuti jubah Av.


                         Mata Ali terbuka, menatapku lemah. ”Apa yang terjadi, Ra?”

                         ”Kamu tidak ingat apa yang terjadi?”


                         ”Entahlah. Kepalaku pusing. Aku tidak bisa mengingat apa pun.
                  Tiba­tiba semua gelap. Tubuhku seperti melayang, lantas luruh dengan
                  seluruh badan terasa sakit.”

                         Aku tersenyum. ”Kamu baru saja membuktikan teori ikan buntal,
                  Ali.”


                         ”Ikan buntal?” Ali menatapku bingung—sepertinya dia tidak
                  mengetahui dia baru saja berubah menjadi beruang be­sar.

                         Aku mengangguk.  Ali sendiri yang menjelaskan, ketika ter­desak,
                  panik, seekor ikan buntal akan menggelembung besar, berkali lipat
                  ukuran aslinya, duri­durinya berdiri tajam. Ikan buntal  mewarisi gen

                  spesial itu. Kekuatan spesial.

                         ”Apakah Seli dan Miss Selena baik­baik saja?” Ali bertanya.

                         ”Mereka baik­baik saja,” Av yang menjawab, melangkah men­dekati
                  kami. ”Miss Selena kondisinya serius. Terlambat be­berapa detik saja, dia
                  tidak bisa diselamatkan lagi, tapi dia  akan sembuh. Sebentar lagi dia

                  sudah bisa duduk dan bicara normal. Seli hanya terluka kecil, tubuhnya
                  akan pulih sendiri dalam hitung­­an menit. Boleh aku memeriksamu?”

                         Ali mengangguk.


                         Av menyentuh leher Ali, mengalirkan sentuhan hangat selama tiga
                  puluh detik.

                         ”Kamu telah merusak ruangan favoritku, Ali.” Av melepaskan
                  tangannya. ”Di ruangan ini terdapat novel­novel terbaik seluruh negeri.
                  Aku paling suka menghabiskan waktu di sini.”






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376