Page 14 - Sejarah Pendidikan di Kota Surabaya
P. 14
Berdirinya taman siswa ditandai dengan candrasengkala (tanda tahun dengan menggunakan
kata-kata dalam bahasa Jawa yang bermakna angka )
“Lawan Sastra Ngesti Mulyo”
Ilmu Pengetahuan Untuk Mencapai Kemuliaan
Kata Lawan = 2, Sastra = 5, Ngesti = 8, Mulyo = 1 (cara membacanya dibalik
menjadi angka 1852 (tahun Jawa), tahun Masehi 1922)
Nasehat itu mempunyai makna “kita akan menjadi manusia yang mulia jika berbekal
dengan ilmu pengetahuan. Manusia dapat melakukan sesuatu harus tahu ilmunya.
Ilmu adalah kunci keberhasilan seseorang. Orang dapat berenang karena tahu ilmu
berenang. Manusia bisa mencapai puncak sukses karena tahu ilmunya untuk dapat
sampai disana.
Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan
berdasar Sistem Among , yaitu suatu sistem
pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan
bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.
Tujuan sistem among untuk membangun
anak didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
merdeka lahir batin, luhur akal budinya,
cerdas dan berketrampilan, serta sehat
jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung
jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Metode among
mencakup Momong, Among dan Ngemong. Momong berarti merawat dengan tulus dan
penuh kasih saying, Among berarti memberi contoh tentang baik buruk tanpa harus
mengambil hak anak agar anak bisa tumbuh sesuai dengan dasarnya. Ngemong berarti
proses untuk mengamati, merawati dan menjaga agar anak mampu mengembangkan
dirinya, bertanggung jawab dan disiplin berdasar nilai yang telah diperolehnya sesuai dengan
kodratnya. Dalam sikap yang Momong, Among, dan Ngemong terkandung nilai yang sangat
mendasar, yaitu pendidik tidak memaksa namun tidak berarti membiarkan anak
berkembang bebas tanpa arah.
8 | Pendidikan Masa Pergerakan