Page 43 - Sejarah Pendidikan di Kota Surabaya
P. 43
SMA KOMPLEK/ SMAN 1 & 2
Sekolah dari sejak jaman penjajahan Belanda hingga saat ini, fungsinya pun tetap sama, yaitu
sebagai tempat belajar. Gerbang masuknya HBS sekarang menjadi gerbang masuknya SMAN
2 dan SMAN 1. Di halaman sekolah berdiri monumen Pelajar Pejuang Bersenjata, berupa
tugu bertuliskan nama-nama pelajar pejuang bersenjata yang gugur dalam pertempuran
Surabaya.
PERISTIWA DI HBS (SMA WIJAYA KUSUMA)
Pada saat peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 sekolah komplek menjadi markas
pejuang, sedangkan pada jaman pendudukan Jepang dijadikan sebagai markas Rikugun dan
diduduki Pasukan Inggris. Direbut kembali oleh TKR dan para pemuda dalam “Pertempuran 3
hari” yang banyak memakan korban. Tanggal 28 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara
TKR Pelajar dan tentara Inggris di area Gedung sekolah tersebut.
Di halaman sekolah berdiri monument nama guru dan pelajar yang gugur dalam
pertempuran Surabaya, salah satunya adalah “Dumadioadji” berada di urutan kelima pada
monument di halaman SMA Komplek. Akhir Oktober 1945 golongan pelajar memutuskan
menyerbu pertahanan Inggris di gedung HBS. Sebelum berangkat para pasukan makan
didapur umum Ambengan dan penduduk disana menyembelih kambing untuk disajikan
sebagai makanan. Penyerbuan dari arah Cannalan dilakukan, Dumadioadji pun berada pada
peristiwa tersebut. Dia bertiarap dari balik pagar dan melepaskan tembakan. Saat kepalanya
muncul (melongok), sebuah peluru menembus helm bajanya. Dumadioadji yang masih
sangat muda pun tewas dalam peristiwa tersebut.
HBS dikelilingi dapur umum yang berperan sebagai fungsi logistik selama pertempuran
berlangsung. HBS juga digunakan sebagai asrama tentara TKR, BKR dan golongan pemuda
lainnya.
37