Page 82 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 82
keadaan tertekan dan selalu menghindar dari intaian para intelijen
politik Belanda itu tidak pernah tinggal menetap di satu kota,
berpindah dari satu kota ke kota yang lain.
Hidup yang berpindah
dengan keterbatasan kondisi
ekonomi membuat ia sering sakit-
sakitan. Pada tahun 1933, W.R.
Soepratman pernah kembali ke
Cimahi dan tinggal di tempat
ayahnya. W.R. Soepratman juga
sempat singgah di Desa
Samongari tahun 1935. PID
kemudian mencari W.R.
Soepratman ke Samongari, atas
pertimbangan dan keamanan
rakyat Desa Samongari juga demi
W.R.Soepratman (duduk) dengan 2
saudara tirinya (Soeprapto dan Salimin melindungi W.R. Soepratman,
serta seorang sahabatnya) tahun 1933
kepala desa waktu itu memberi
“pesan” pada warganya agar jangan mengakui bahwa W.R.
Soepratman berasal dari Samongari. Dan sekitar tahun 1936 W.R.
Soepratman ke rumah kakaknya Roekinah Soepratirah di Pemalang
hanya untuk dapat beristirahat dan memulihkan kesehatannya.
Tahun 1937, W.R. Soepratman mengikuti kakaknya, Roekijem
Supratijah ke Surabaya. Di kota inilah, W.R. Soepratman
berkenalan dan bersahabat dengan tokoh pergerakan Dr. Soetomo,
persahabatan dan kedekatannya dengan Dr. Soetomo semakin
membangkitkan dan memperbesar semangat kebangsaan W.R.
Soepratman. Ia kembali aktif dalam kegiatan pergerakan
kebangsaan melalui Parindra, gerakan Kepanduan Bangsa (KBI)
dan Surja Wirjawan. Ia juga sempat menggubah lagu mars
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 80