Page 187 - E-MODUL PCD 2
P. 187

if sama == false

                            break;
                            end     end
                            if sama ==
                            true
                                       break; % Berarti sudah
                            konvergen     end

                                   % Ke iterasi berikutnya
                                   k = k + 1;     Ckmin1 = Ck; end   k = k-1; G = Ckmin1;


                                  Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 9.17 (b)

                                  Gambar  9.17(c)  menunjukkan  keadaan  yang  dinamakan  defisiensi
                            konveks. Defisiensi konveks menyatakan selisih antara convex hull dan citra

                            asli. Hasil tersebut diperoleh melalui:


                        >> imshow(G – Garpu) 














                                     (a) Citra fork-3.png      (b) Convex hull    (c) Convex hull – Citra asli
                                   Gambar 9.17 Hasil convex hull dan defisiensi konveks

                           F.  Operasi Morfologi Pada Citra Grayscale

                                  Sejauh ini, pembicaraan mengenai morfologi terbatas pada citra biner.
                            Sesungguhnya, morfologi juga dapat dikenakan pada citra beraras keabuan.

                            Namun, tentu saja terdapat perbedaan dalam melakukan operasi morfologi
                            ini.  Beberapa  operasi  morfologi  untuk  citra  beraras  keabuan  dibahas  di

                            subbab ini.
                                  Dilasi pada aras keabuan didefinisikan sebagai berikut (Gonzalez &

                            Woods, 2002):

                                  (         )(  ,   ) =       (  ,  )∈  (A(u-i,v-j)+B(i,j))





                                                                                                   187
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192