Page 9 - MODUL SEJARAH INDONESIA KELAS XI MATERI Dampak Penjajahan Bangsa Eropa bagi Bangsa Indonesia
P. 9

Kemudian,  tidak  semua  anak  pribumi memiliki  kesempatan  untuk  memperoleh
               pendidikan  seperti  yang  diperoleh  anak-anak  kolonial  Belanda.  Demikian  pula,  dalam
               lingkungan pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang-orang pribumi. Dengan
               demikian,  adanya  diskriminasi  ras  dan  segala  bentuk  intimidasi,  baik  secara  langsung
               maupun  tidak  langsung  telah  menimbulkan  kesenjangan  antara  orang-orang  Belanda  dan
               rakyat pribumi.
               D. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Kebudayaan

                       Kebudayaan  barat  (Eropa)  yang  dibawa  masuk  ke  Indonesia  oleh  bangsa  Belanda
               mulai dikenal bangsa Indonesia sejak abad ke-15. Budaya-budaya barat tersebut diterapkan
               ke  dalam  lingkungan  kehidupan  tradisional  rakyat  Indonesia,  seperti  cara  bergaul,  gaya
               hidup, cara berpakaian, bahasa, dan sistem pendidikan.


               Tidak semua budaya barat yang masuk ke Indonesia dapat diterima oleh rakyat Indonesia,
               karena adanya tata cara yang berlawanan dengan nilai budaya bangsa Indonesia yang telah
               diwariskan secara turun-temurun. Contoh budaya barat yang berlawanan dengan nilai luhur
               antara lain mabuk-mabukan, pergaulan bebas, pemerasan, dan penindasan.







               E.    Kehidupan Bangsa Indonesia
                       (kependudukan),  berdasarkan  sensus  Raffles  (buku  History of  Java  tulisan  Raffles)
               bahwa  pada  tahun  1815  jumlah  pendudukan  Jawa mencapai 4,5  juta  jiwa.  Dari  jumlah
               tersebut  lebih  dari  1,5  hidup  di  daerah  kerajaan  dan  kirakira 3  juta  ada  di  daerah  yang
               langsung diperintah oleh pemerintah kolonial.
                       Sejak akhir abad ke-19 telah terjadi mobilitas dalam masyarakat, baik secara geografis
               maupun sosiologis. Dalam pengertian geografis bahwa perpindahan tempat tinggal dan kerja
               makin  lama  makin  sering  dilakukan.  Transmigrasi,  migrasi intern,  dan  urbanisasi
               menunjukkan  adanya  keinginan  untuk  keluar  dari  lingkungan hidup  yang  lama. Hal  itu
               karena  pengaruh  penetrasi  ekonomi  asing  dan  kerapatan penduduk,  mobilitas  dalam  kerja
               terjadi pula. Sebagian dari masyarakat tani beralih kerja menjadi pedagang, meskipun secara
               kecil-kecilan.
                       Demikian  juga  jenis  pekerjaan tukang  dan pelayanan  lainnya  bertambah  banyak
               pula. Peralihan  kerja  dan  perpindahan  ke  tempat  lain,  ada  yang  membawa  dampak ke
               kehidupan sosial. Orang yang pindah ke kota dan mendapat pekerjaan yang baik, akan naik
               harganya di mata masyarakat. Demikian pula jika seseorang sukses dalam usahanya. Dengan
               demikian terjadilah semacam mobilitas sosial vertikal.

                       Dalam  perkembangannya,  pada  tahun  1900  penduduk  Jawa  telah  mencapai hampir
               28,5 juta jiwa. Perkembangan penduduk di Jawa pada abad ke-19 dipengaruhi oleh berbagai
               faktor, antara lain terjadinya peningkatan hidup dari penduduk pribumi,meluasnya pelayanan
               kesehatan  (  introduksi  vaksinasi  cacar), dan  perwujudan  ketertiban  dan  perdamaian  oleh
               pemerintah Belanda.





               F.   Kedudukan dan kehidupan wanita masa kolonial
   4   5   6   7   8   9   10   11